JAKARTA, Nepotiz – Dunia otomotif roda dua menghadirkan beragam pilihan, termasuk jenis motor berdasarkan sistem transmisinya: manual dengan kopling, dan otomatis yang umum dikenal sebagai skuter matik (skutik).
Metode berkendara antara keduanya tentu saja berbeda, namun penting untuk dipahami bahwa masing-masing jenis memiliki serangkaian keunggulan serta kekurangan yang perlu dipertimbangkan.
Menurut Amizar Maas, seorang Instruktur Safety Riding dari Staff Daya Adicipta Motora, perbedaan utama terletak pada pengoperasiannya. Motor kopling manual memerlukan penggunaan kopling dan persneling untuk perpindahan gigi.
Feredal Oil Ilustrasi wanita berkerudung mengendarai motor.
"Sebaliknya, transmisi matik mengandalkan sistem otomatis yang mengatur perubahan gigi tanpa intervensi manual melalui kopling atau persneling," jelas Amizar kepada Liputanku, Minggu (25/5/2025).
Amizar menekankan bahwa pengendara motor manual memiliki keuntungan tersendiri saat melintasi medan tanjakan.
Kemampuan untuk memilih gigi rendah memungkinkan pengendara untuk memaksimalkan tenaga yang dihasilkan mesin.
"Pada motor matik, pengendara hanya perlu memutar tuas gas, namun tenaga yang dihasilkan tidak seoptimal motor manual," imbuh Amizar.
Keunggulan motor matik menjadi lebih terasa ketika dihadapkan pada kondisi lalu lintas padat atau kemacetan.
Pengendara dapat dengan mudah mengatur kecepatan dengan memutar gas dan menarik tuas rem, tanpa perlu khawatir mesin akan mati karena kurangnya kontrol pada tuas kopling.
"Saat terjebak kemacetan, motor transmisi manual mengharuskan penggunaan kopling secara konstan untuk mencegah mesin mati. Keunggulan ini memberikan kenyamanan lebih bagi pengendara matik, mengurangi kelelahan saat berkendara," papar Amizar.
Untuk perjalanan jarak jauh, motor dengan kopling manual seringkali menjadi pilihan yang lebih disukai.
Sementara itu, skutik dengan kapasitas mesin di atas 150cc kini semakin memadai untuk perjalanan jauh, berkat tenaga yang lebih besar dan posisi berkendara yang lebih nyaman.