SURABAYA, Nepotiz – Sebanyak 24 pemain muda pilihan, hasil seleksi ketat dari program DBL Camp 2025, kini tengah bersiap untuk memulai lembaran baru dalam upaya mewujudkan impian mereka.
Para pemain muda berbakat ini akan menjadi perwakilan Indonesia dalam program pelatihan intensif dan serangkaian pertandingan basket prestisius di Chicago, Amerika Serikat, yang akan berlangsung pada tanggal 2 hingga 11 Juni 2025 mendatang.
Sebelum terbang menuju Negeri Paman Sam, mereka terlebih dahulu menjalani Training Camp yang diadakan di DBL Academy Pakuwon Mall Surabaya (PTC), yang telah dimulai sejak 19 Mei 2025.
Camp ini bukan hanya sekadar pelatihan teknik basket, melainkan juga serangkaian agenda padat namun krusial. Agenda tersebut meliputi proses wawancara visa, pemeriksaan kondisi fisik secara menyeluruh, sesi latihan internal, hingga pertandingan uji coba atau yang biasa disebut *scrimmage game*.
Salah satu momen penting terjadi pada tanggal 21 Mei 2025, ketika tim All-Star menghadapi tim basket dari Universitas Surabaya (Ubaya) dalam sebuah pertandingan yang bertujuan untuk menguji kesiapan tim.
Walaupun hasil akhir pertandingan mungkin beragam, esensi dari pertandingan ini jauh lebih mendalam. Pertandingan ini menjadi wadah bagi mereka untuk mulai membangun kepercayaan satu sama lain, memahami karakter masing-masing rekan setim, dan menghayati makna penting dari kerja sama tim.
“Ini adalah kali pertama mereka berkumpul, jadi total waktu latihan baru sekitar 3 jam, 2 jam tadi malam, dan 1 jam tadi pagi. Namun, sungguh luar biasa bagaimana anak-anak ini mampu mengaplikasikan apa yang kami inginkan,” ungkap Desandrew Pudyo Tinoto Adiwidjaja, pelatih kepala tim putri dari SMA Gloria 1 Surabaya.
"Walaupun ikatan antar pemain belum terlalu kuat, sudah terlihat dengan jelas aspek-aspek apa saja yang perlu ditingkatkan ke depannya."
Tentu saja, menghadapi tim basket Ubaya bukanlah tugas yang mudah, mengingat lawan mereka dikenal memiliki reputasi yang kuat di tingkat universitas. Tim putra Ubaya adalah *runner-up* Liga Mahasiswa Nasional 2024, sementara tim putri mereka berhasil meraih posisi ketiga nasional.
Oleh karena itu, bertanding melawan tim dengan level seperti ini memberikan pelajaran berharga tentang tekanan dan standar permainan yang tinggi.
“Kekompakan di lapangan sudah cukup baik. Komunikasi juga sudah mulai terbangun, meskipun terkadang masih belum konsisten. Hal ini mungkin wajar karena faktor kelelahan. Namun, secara keseluruhan, performa mereka sudah sangat bagus,” kata Mega Perdana, asisten pelatih dari SMAN 1 Madiun yang mendampingi tim putri.
Seperti yang kita ketahui, tahun ini menjadi pengalaman yang berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Selama berada di Amerika Serikat nanti, mereka tidak hanya akan mengikuti latihan dan *scrimmage*, tetapi juga akan berkompetisi dalam turnamen resmi melawan tim-tim SMA terbaik di sana.
Hal ini menjadi tantangan nyata sekaligus kesempatan berharga untuk mengasah mental dan meningkatkan kualitas permainan mereka.
“Suasananya berbeda. Jika sebelumnya hanya *scrimmage*, sekarang mereka akan berpartisipasi dalam turnamen. Walaupun hanya berlangsung selama 2-3 hari, atmosfernya pasti berbeda. Akan ada banyak pelajaran berharga yang bisa dipetik oleh anak-anak dari pengalaman ini,” ujar Desandrew Pudyo Tinoto Adiwidjaja, yang pernah mendampingi skuad All-Star di tahun-tahun sebelumnya.
Selain itu, DBL Indonesia All-Star bukan hanya tentang menciptakan pemain-pemain hebat, tetapi juga menjadi wadah untuk menanamkan nilai-nilai kerja keras, kerendahan hati, kepercayaan diri, dan keberanian untuk bermimpi.
“Menurut pandangan saya, anak-anak ini adalah bibit unggul. Mereka memiliki potensi besar untuk terus berkembang, tidak hanya di dunia olahraga, tetapi juga di lingkungan sosial mereka,” tutupnya.