Senin, 26 Mei 2025
Nepotiz Nepotiz
  • Nasional
  • Internasional
  • Ekonomi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Teknologi
Breaking News :
Kiamat: Berapa Manusia Cukup untuk Bertahan Hidup?
Kampung Starling: Kopi, Harapan, & Hidup di Jakarta Pusat
Pesona Kahuripan: Ribuan Rumah Subsidi, Contoh BTN!
Kapan Terbaik Membacakan Nyaring untuk Anak? Ini Kata Ahli!
Fujifilm X Half: Kamera Digital Bergaya Klasik Half-Frame
Font ResizerAa
NepotizNepotiz
  • Nasional
  • Internasional
  • Ekonomi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Teknologi
Search
  • Tentang Kami
  • Kontak
  • Disclaimer
  • Iklan dan Promosi
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber
  • Indeks Berita
Follow US
© 2024 Nepotiz – Truth Behind The Ties. All Rights Reserved.

Home – Lingkungan – Kiamat: Berapa Manusia Cukup untuk Bertahan Hidup?

LingkunganSosial

Kiamat: Berapa Manusia Cukup untuk Bertahan Hidup?

Nepotiz
Diperbarui pada: 26/05/2025 08:04
Oleh Nepotiz
Share
1136116paris 4780x390 1
SHARE

Singkatnya, jawabannya sangat situasional. Jenis malapetaka akan sangat menentukan kondisi kelangsungan hidup yang harus dihadapi para penyintas. Kita ambil contoh, perang nuklir berpotensi memicu musim dingin nuklir yang dapat menurunkan suhu global secara drastis dan mengakibatkan kelaparan massal, ditambah lagi bahaya radiasi.

Daftar Isi
Bertahan Hidup dengan Ratusan IndividuMempersiapkan Tempat Perlindungan ManusiaJika Terpaksa Melarikan Diri ke Luar AngkasaKesimpulan: Bertahan Hidup, Tapi Tidak Sekadar Bertahan

Namun, andai kita mengesampingkan variabel-variabel ekstrem tersebut dan lebih fokus pada angka populasi, jumlah minimum yang diperlukan sebenarnya jauh lebih kecil jika dibandingkan dengan populasi dunia saat ini yang mencapai sekitar 8,2 miliar jiwa.

Bertahan Hidup dengan Ratusan Individu

Menurut Cameron Smith, seorang pengajar antropologi di Portland State University, Oregon, "Dengan populasi sekitar ratusan orang saja, kita berpotensi bertahan hidup selama berabad-abad. Banyak populasi kecil serupa telah mampu bertahan selama berabad-abad, bahkan ribuan tahun."

Smith, yang juga melakukan penelitian tentang peradaban manusia purba dan kolonisasi ruang angkasa, berpendapat bahwa kota-kota besar akan menjadi titik terlemah apabila peradaban global mengalami keruntuhan. Hal ini disebabkan karena kota sangat bergantung pada pasokan makanan dan energi listrik. Oleh sebab itu, populasi penyintas kemungkinan besar akan menyebar untuk mencari sumber daya secara mandiri.

Baca Juga :  Otak Gajah Asia Lebih Besar: Studi Ungkap Perbedaan Spesies

Jika kita menengok kembali ke masa Neolitikum—kira-kira 12.000 tahun lalu ketika manusia mulai bercocok tanam—banyak desa kecil yang hanya dihuni oleh beberapa ratus hingga sekitar seribu orang. Smith memperkirakan bahwa antar-desa memiliki hubungan pernikahan dan pertukaran genetik. Dalam skenario kiamat, pola ini kemungkinan besar akan terulang kembali.

Namun, tantangan terbesar dari populasi kecil adalah perkawinan sedarah (inbreeding). Smith mengingatkan bahwa dampak negatif dari perkawinan sedarah dapat kita lihat dari sejarah keruntuhan Dinasti Habsburg Spanyol yang secara konsisten melakukan pernikahan dalam lingkaran keluarga. Hasil akhirnya adalah Raja Charles II yang mandul serta mengalami kelainan fisik, menandai berakhirnya garis keturunan tersebut pada tahun 1700.

Guna menghindari skenario serupa pasca-kiamat, dibutuhkan keragaman genetik yang memadai serta jumlah individu usia produktif yang seimbang antara laki-laki dan perempuan. Hal ini dikenal sebagai effective population size, atau populasi efektif demi keberhasilan reproduksi dan keberlanjutan genetik.

Mempersiapkan Tempat Perlindungan Manusia

Bagaimana jika umat manusia memiliki kesempatan untuk mempersiapkan diri sebelum bencana global terjadi? Seth Baum, pendiri sekaligus direktur eksekutif Global Catastrophic Risk Institute, meyakini bahwa pencegahan adalah kunci utama. Dalam konteks perang nuklir, misalnya, menjaga hubungan diplomatik yang harmonis antarnegara pemilik senjata nuklir menjadi sangat krusial.

Baca Juga :  Jakarta Bangun Patung MH Thamrin Baru: Penghormatan Tokoh Betawi

Namun, Baum juga memikirkan langkah-langkah darurat seperti membangun tempat perlindungan (refuge) yang aman bagi manusia. “Apabila bencana akan terjadi, kita harus memiliki pengaman supaya sebagian populasi dapat melanjutkan kehidupan, agar peradaban manusia tetap lestari,” tuturnya.

Salah satu contoh keberhasilan tempat perlindungan berskala besar adalah selama pandemi COVID-19, ketika negara-negara kepulauan seperti Selandia Baru dan Australia mampu mengisolasi diri dari penyebaran virus global.

Langkah berikutnya, menurut Baum, adalah menciptakan tempat perlindungan khusus seperti Global Seed Vault di Svalbard, Norwegia, yang menyimpan cadangan benih tanaman dunia di dalam gunung. Lebih jauh lagi, Baum bahkan membayangkan tempat perlindungan di luar bumi.

Jika Terpaksa Melarikan Diri ke Luar Angkasa

Dalam skenario ekstrem di mana manusia harus meninggalkan Bumi, berapakah jumlah minimum yang diperlukan untuk bertahan hidup di luar angkasa?

Sebuah studi pada tahun 2018 yang dipimpin oleh Frédéric Marin, seorang astrofisikawan dari Universitas Strasbourg, menemukan bahwa 98 orang sudah cukup untuk menempuh perjalanan antarbintang selama 6.300 tahun menuju Proxima Centauri b, sebuah planet mirip Bumi yang mengorbit bintang terdekat dari matahari kita.

Baca Juga :  Polisi Bekuk Anak Jual Konten Pornografi di Grup FB Inses

Namun, populasi ini bukanlah acak. Mereka terdiri dari 49 pasangan reproduksi yang tidak memiliki hubungan kekerabatan. Pembiakan mereka juga harus diawasi secara ketat untuk memastikan keberagaman genetik tetap terjaga.

Dalam studi lanjutan, Marin merekomendasikan jumlah awal yang lebih aman: 500 orang. Dengan jumlah ini, peluang mempertahankan keragaman genetik meningkat secara signifikan.

Cameron Smith mengingatkan agar kita tidak terpaku pada angka minimum. “Sebagai analogi, apabila kita naik pesawat dari San Francisco ke New York, tentu kita tidak ingin pilot hanya membawa bahan bakar seadanya. Kita memerlukan cadangan jika terjadi hal yang tak terduga,” ujarnya.

Kesimpulan: Bertahan Hidup, Tapi Tidak Sekadar Bertahan

Dalam menghadapi kiamat, bukan hanya tentang selamat dari bencana awal, melainkan juga tentang kemampuan mempertahankan kehidupan dan peradaban dalam jangka panjang. Baik dengan membangun tempat perlindungan di Bumi, maupun dengan mengeksplorasi kehidupan di luar angkasa, kunci utamanya adalah keragaman genetik, ketahanan sumber daya, dan perencanaan yang cermat.

Walaupun jumlah minimum manusia untuk bertahan hidup bisa hanya beberapa ratus, memastikan keberlangsungan spesies manusia tetap memerlukan visi jangka panjang dan kehati-hatian ekstra—karena kita tidak sedang bermain-main dengan nasib seluruh umat manusia.

Tag:jika kiamat berapa orang dibutuhkan untuk bertahanjumlah manusia yang dibutuhkan untuk bertahan hidupkiamatkitamanusiamenghadapi kiamatpenelitipopulasi minimum manusia untuk bertahan
Share Berita Ini
Facebook Pinterest Whatsapp Whatsapp LinkedIn Telegram Threads
Berita Sebelumnya 6830331300c51 1 Kampung Starling: Kopi, Harapan, & Hidup di Jakarta Pusat

Paling Populer

Cara Download Video di Luluvdo atau Lulustream
Teknologi

Cara Download Video di Luluvdo atau Lulustream Lewat HP dan PC!

Nepotiz
Oleh Nepotiz
5 bulan lalu

Cara Mempercepat Download Terabox di Android, iOS dan PC

Oleh Nepotiz

Cara Download Video PoopHD Lewat HP dan PC, Tanpa Aplikasi Tambahan!

Oleh Nepotiz

20 Karakter Mana yang Tidak Bisa Mengisi HP ke Teman di Mobile Legends? Ini Dia Listnya

Oleh Nepotiz

100% Work! Ini Cara Download Video Luluvdo Tanpa Aplikasi

Oleh Nepotiz

Kapan Tanggal Rilis Alita: Battle Angel 2? Ini yang Perlu Anda Ketahui

Oleh Nepotiz

Tips dan Cara Efektif Mempercepat Putaran Pulley dengan Mudah

Oleh Nepotiz

Kapan Saya Menikah Menurut Tanggal Lahir? Pakai 2 Metode Ini Untuk Prediksi

Oleh Nepotiz

Cara Mengubah Kuota Belajar Menjadi Kuota Utama Axis Tanpa Ribet!

Oleh Nepotiz

Apakah Jurusan Pendidikan Biologi Itu Susah? Jangan Ciut Dulu!

Oleh Nepotiz

Berita Menarik Lainnya

6831e11722d34
Ekonomi & Bisnis

SheInspire: Harapan Baru Warga Binaan Lapas Kerobokan

1 hari lalu
082270300 1747294303 WhatsApp Image 2025 05 15 at 12.32.02
Nasional

Kartu Nusuk Haji: Alasan Keterlambatan & Solusi!

8 jam lalu
6832e62cceb49
Nasional

Siswa SLB Jakut Hilang Usai Pamit Nonton TV di Rumah Bude

15 jam lalu
seekor ular berukuran tiga meter berada di dalam kloset toilet warga di bogor 1748056933340 169
Nasional

Warga Bogor Panik! Ular Sanca 3 Meter Ngumpet di Kloset

2 hari lalu
Nepotiz Nepotiz

Tentang Kami


Nepotiz – Truth Behind The Ties merupakan platform yang menyajikan berita terkini, liputan real-time, informasi terbaru dari seluruh penjuru dunia.
Link Navigasi
  • Tentang Kami
  • Kontak
  • Disclaimer
  • Iklan dan Promosi
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber
Media Sosial
Facebook X-twitter Instagram Threads Tiktok
Seedbacklink

© 2024 Nepotiz – Truth Behind The Ties. All Rights Reserved.