JAKARTA, Nepotiz – Museum Tragedi 12 Mei 1998 dapat Anda temukan di dalam kawasan Universitas Trisakti. Lebih tepatnya, museum ini terletak di lobi Gedung Dr. Sjarif Thajeb, di Universitas Trisakti Kampus A.
Museum ini membuka pintunya bagi siapa saja yang ingin menelusuri jejak perjuangan para mahasiswa Trisakti di tengah badai krisis ekonomi yang melanda Indonesia pada tahun 1998.
Anda dapat mengunjungi Museum Tragedi 12 Mei 1998 setiap hari Senin hingga Jumat, mulai pukul 09.00 hingga 16.00 WIB, tanpa dipungut biaya masuk.
Panduan Lengkap Mengunjungi Museum Tragedi 12 Mei 1998
Berikut ini adalah panduan lengkap untuk berkunjung ke Museum Tragedi 12 Mei 1998, meliputi akses transportasi, koleksi yang tak boleh dilewatkan, serta tips bermanfaat untuk kunjungan Anda.
Cara Menuju Museum Tragedi 12 Mei 1998
Liputanku/Krisda Tiofani Area Museum Tragedi 12 Mei 1998 berada di lobi Gedung Dr Syarif Thajeb, Universitas Trisakti Kampus A, Jakarta Barat.
Letak Museum Tragedi 12 Mei 1998 sangat strategis, hanya beberapa langkah dari halte TransJakarta Universitas Trisakti. Anda hanya perlu berjalan kaki singkat menuju pintu masuk Kampus Trisakti.
Jika Anda memilih menggunakan kereta, stasiun terdekat dari Museum Tragedi 12 Mei 1998 adalah Stasiun KRL Grogol, dengan jarak sekitar 1,2 kilometer.
Terdapat beberapa opsi transportasi dari Stasiun Grogol untuk mencapai Museum Tragedi 12 Mei 1998. Pertama, Anda bisa memesan ojek online dengan tarif sekitar Rp 13.000-15.000 sekali jalan.
Pilihan lainnya, Anda dapat menggunakan Jaklingo 04 rute Grogol-Tubagus Angke. Naiklah dari Stasiun Grogol menuju Terminal Grogol, kemudian berjalan kaki sekitar 130 meter menuju Museum Tragedi 12 Mei 1998.
Alternatif lainnya adalah menggunakan TransJakarta koridor 9E rute Jelambar-Pasar Kebayoran, dan turun di Halte Universitas Trisakti.
Dari arah Stasiun Grogol, Anda bisa naik dari Halte Jelambar. Sementara dari arah Pasar Kebayoran, Anda dapat naik dari Pasar Palmerah, Slipi Petamburan, atau Tanjung Duren, lalu turun di Halte Universitas Trisakti.
Aktivitas Wisata Sejarah di Tragedi 12 Mei 1998
1. Memahami Kronologi Peristiwa 12 Mei 1998
Kronologi peristiwa 12 Mei 1998 dipaparkan secara runtut di dinding museum. Dimulai dari aksi damai yang berlangsung di pagi hari hingga tragedi tertembaknya mahasiswa Trisakti pada malam hari.
Bersamaan dengan kronologi tersebut, Museum Tragedi 12 Mei 1998 juga menyertakan foto-foto aksi damai hingga foto titik tertembaknya para pejuang reformasi di depan Gedung Dr Sjarif Thajeb yang ditandai dengan bercak darah.
Liputanku/Krisda Tiofani Kaca tebal dengan bekas tembakan peluru yang masih menancap di lokasi aslinya, semakin memperkuat bukti nyata peristiwa reformasi 12 Mei 1998 di Kampus Trisakti.
2. Menyaksikan Cuplikan Peristiwa 12 Mei 1998
Kampus Trisakti menyediakan sebuah televisi tabung di tengah dinding museum. Layar tersebut menampilkan potongan-potongan peristiwa 12 Mei 1998, serta wawancara dengan beberapa saksi mata di lokasi kejadian.
3. Mengenal Profil Pejuang Reformasi
Profil singkat empat pejuang reformasi tertulis di papan In Memoriam yang terletak di salah satu sisi Museum Tragedi 12 Mei 1998.
Dengan membaca profil ini, pengunjung dapat lebih mengenal keempat mahasiswa Trisakti yang menjadi korban dalam peristiwa 27 tahun silam.
Informasi yang tertera pada dinding tersebut mencakup nama lengkap, tempat dan tanggal lahir, fakultas, nama orang tua, serta gambaran singkat mengenai karakter korban yang dikenang semasa hidupnya.
4. Melihat Barang-barang Terakhir Para Korban
Barang-barang peninggalan korban semasa hidup juga disimpan dengan baik di dalam museum ini.
Terdapat dua meja dengan penutup kaca yang berisi barang-barang terakhir milik para korban, seperti almamater, topi, lukisan, tulisan tangan, tas, hingga sepatu yang dikenakan saat peristiwa penembakan terjadi.
5. Mengunjungi Spot di Luar Museum
Tidak hanya terbatas pada satu ruangan, setidaknya terdapat enam spot bersejarah di sekitar Museum Tragedi 12 Mei 1998 yang layak untuk Anda kunjungi.
Empat spot di antaranya adalah titik-titik tempat tertembaknya mahasiswa Trisakti, yang tersebar di area kampus, tidak jauh dari lokasi museum.
Dua titik lainnya adalah Tugu Reformasi 12 Mei 1998 yang diresmikan oleh mantan Plt Gubernur Jakarta, Basuki Djajaha Purnama, dan Monumen Reformasi yang terdiri dari empat pilar, sebagai simbol jumlah korban tewas tertembak.
Koleksi Museum Tragedi 12 Mei 1998 yang Wajib Disaksikan
Beragam koleksi Museum Tragedi 12 Mei 1998 menjadi bukti nyata betapa kejamnya peristiwa penembakan mahasiswa Trisakti pada 27 tahun silam.
Liputanku/Krisda Tiofani Papan datar ini dulunya digunakan sebagai tandu untuk para korban yang tewas di Universitas Trisakti, tertembak, berlumuran darah, saat aksi damai berubah menjadi kekacauan dan menelan korban jiwa.
1. Bekas Tembakan di Kaca Museum
Jejak tembakan dari tragedi 12 Mei 1998 masih dapat dilihat hingga saat ini. Meskipun sudah 27 tahun berlalu, lubang-lubang kaca yang pecah akibat peluru tersebut tetap menjadi saksi bisu perjuangan mahasiswa Trisakti.
Bekas tembakan ini diduga berasal dari arah _flyover_ di seberang Universitas Trisakti, menembus jendela kaca ke arah kampus.
Posisinya tidak berubah. Dari pintu masuk museum, pengunjung dapat langsung melihat bekas tembakan ini di kaca samping papan museum.
2. Papan Putih Bekas Tandu
Tepat di depan kaca bekas tembakan, terdapat sebuah papan putih yang dibiarkan berdiri tanpa penutup apa pun.
Sekilas, papan tersebut tampak biasa saja. Namun, saat membaca detail di balik benda sebesar pintu ini, saya merinding, membayangkan situasi saat itu.
Papan datar ini dulunya digunakan sebagai tandu untuk mengangkut para korban yang tewas, tertembak, dan berlumuran darah, saat aksi damai berubah menjadi kekacauan dan menelan korban jiwa.
Bercak darah korban dibiarkan memudar di papan ini. Secarik kertas ditempel di ujung papan, menampilkan foto kondisi papan sesaat setelah digunakan sebagai tandu, masih terdapat tumpahan darah.
3. Barang Peninggalan Korban
Universitas Trisakti menyimpan dengan baik barang-barang peninggalan para korban. Terdapat baju, topi, sepatu, almamater, serta lukisan hasil karya para pejuang reformasi semasa hidupnya.
Barang-barang ini ditempatkan di dua meja dengan kaca transparan sehingga dapat diamati tanpa merusak kondisi aslinya.
Selain itu, terdapat pula enam buah peluru yang ditemukan di sekitar universitas yang dikenal sebagai Kampus Pahlawan Reformasi ini.
4. Urutan Foto
Museum Tragedi 12 Mei 1998 menyusun foto-foto berdasarkan urutan waktu kejadian sepanjang hari selama peristiwa berlangsung.
Foto-foto aksi damai dapat dilihat di bagian awal museum.
Bergerak ke arah kiri, pengunjung museum akan melihat kelanjutan foto-foto aksi damai yang berujung maut.
Di antara sekian banyak foto, terdapat dua foto yang sangat menyayat hati, yaitu foto darah di atas aspal yang menandai titik tempat korban tewas tertembak, serta foto yang memperlihatkan keranda jenazah para korban saat disemayamkan di kampus, sebelum dimakamkan.
5. Kronologi
Selain foto-foto, kronologi peristiwa 12 Mei 1998 juga tidak boleh dilewatkan saat berkunjung ke museum ini.
Museum Tragedi 12 Mei 1998 menempelkan kertas-kertas bertuliskan kronologi peristiwa, mulai dari pagi hari saat aksi damai dimulai,
berlanjut saat siang hari ketika para mahasiswa mulai bergerak menuju gedung DPR/MPR, hingga kekacauan yang berujung pada peristiwa penembakan.
6. Papan "In Memoriam"
Liputanku/Krisda Tiofani Profil keempat pejuang reformasi yang gugur dalam tragedi 12 Mei 1998 di Universitas Trisakti Kampus A, Jakarta Barat.
Foto-foto para pejuang reformasi, yaitu Elang Mulia Lesmana, Heri Hertanto, Hafidin Royan, dan Hendriawan Sie, dipajang dalam bingkai berukuran besar di Museum Tragedi 12 Mei 1998.
Selain bingkai foto besar, terdapat juga papan "In Memoriam" yang terletak di sebelah deretan foto para korban.
Papan "In Memoriam" berisi profil singkat keempat pejuang reformasi. Pengunjung dapat mengenal para korban melalui nama lengkap, asal daerah, fakultas, hingga kebiasaan mereka semasa hidup.
7. Rekaman Video
Potongan rekaman video peristiwa tragedi 12 Mei 1998 ditampilkan di televisi tabung di dalam museum.
Televisi ini diapit oleh dinding foto dan kronologi Museum Tragedi 12 Mei 1998. Sambil melihat koleksi foto, pengunjung akan ditemani dengan audio visual dari cuplikan wawancara saksi dan video peristiwa.
Tips Mengunjungi Museum Tragedi 12 Mei 1998
Liputanku/Krisda Tiofani Universitas Trisakti menyimpan barang-barang peninggalan para korban yang gugur dalam tragedi 12 Mei 1998. Ada baju, topi, sepatu, almamater, juga lukisan hasil karya pejuang reformasi semasa hidupnya.
1. Lakukan Pendaftaran Terlebih Dahulu untuk Rombongan
Sebenarnya, tidak ada kewajiban untuk mendaftarkan diri sebelum berkunjung ke Museum Tragedi 12 Mei 1998. Pengunjung bebas datang kapan saja selama jam operasional museum.
Namun, bagi Anda yang datang bersama rombongan sekolah, kampus, atau komunitas, sangat disarankan untuk mendaftar terlebih dahulu guna memastikan ketersediaan kapasitas ruang museum dan tempat parkir di kampus.
Selain itu, pendaftaran kunjungan juga berlaku bagi pengunjung yang berencana datang pada hari Sabtu.
Meskipun museum secara resmi hanya buka setiap hari Senin-Jumat, Museum Tragedi 12 Mei 1998 juga menerima kunjungan pada hari Sabtu dengan perjanjian terlebih dahulu.
Pendaftaran kunjungan ke Museum Tragedi 12 Mei 1998 dapat dilakukan melalui telepon di nomor 021 5663232 atau melalui akun Instagram resmi @musmei_usakti.
2. Kunjungi Spot di Luar Museum
Setelah puas berkeliling di dalam Museum Tragedi 12 Mei 1998, jangan lupa untuk singgah ke spot-spot bersejarah yang berada di luar museum.
Terdapat empat titik bersejarah yang merupakan lokasi tertembaknya empat mahasiswa Trisakti dalam aksi damai 12 Mei 1998.
Selain itu, terdapat juga Monumen Reformasi yang terletak di seberang bangunan museum, yang sengaja dibangun untuk menghormati para pejuang reformasi.
3. Jika Memungkinkan, Datanglah pada Bulan Mei
Universitas Trisakti secara rutin menggelar upacara peringatan tragedi 12 Mei 1998 setiap tahunnya. Acara ini dihadiri oleh para petinggi kampus, mahasiswa, alumni, serta keluarga korban.
Upacara tersebut biasanya diadakan pada pagi hari. Sementara pada malam harinya, Universitas Trisakti mengadakan acara Malam Gelora yang diisi dengan penyalaan 1.000 lilin dan doa bersama.
Jika Anda tertarik, Anda dapat mengikuti acara peringatan yang hanya diadakan satu kali dalam setahun di area kampus. Anda dapat bertanya terlebih dahulu kepada pengelola Museum Tragedi 12 Mei 1998 mengenai informasi lebih lanjut.