JAKARTA, Nepotiz – Sejumlah warga berpendapat bahwa program Manggarai Bershalawat, yang diinisiasi oleh Gubernur Jakarta, Pramono Anung, dirasa kurang optimal dalam menekan angka tawuran.
Salah seorang warga, Guntur (30), menyampaikan harapannya agar Pemprov Jakarta dapat menelusuri akar permasalahan yang kerap kali menjadi pemicu perselisihan antar pemuda di wilayah Manggarai.
Ia menambahkan, upaya pencarian akar masalah ini dapat dilakukan melalui forum diskusi bersama.
"Saya sangat berharap, dalam konteks ini, disediakan ruang dialog yang melibatkan berbagai pihak terkait. Mulai dari Pemprov hingga tingkat RT, tokoh masyarakat, serta tokoh pemuda, dengan tujuan mencari solusi dari permasalahan yang selama ini menjadi penyebab perselisihan," ujar Guntur saat diwawancarai oleh Nepotiz, pada hari Jumat (23/5/2025).
Guntur menjelaskan bahwa di kawasan Manggarai terdapat banyak sekali majelis ilmu yang secara rutin mengadakan pengajian.
Namun, ia menyayangkan, aksi tawuran antar RW tetap saja sering terjadi dari tahun ke tahun.
"Di Manggarai ini banyak sekali majelis ilmu," ungkap Guntur.
Senada dengan Guntur, Rina (40), warga lainnya, juga berpendapat bahwa program Manggarai Bershalawat belum memberikan dampak yang signifikan.
"Menurut saya, program seperti ini kurang efektif. Seharusnya, para pelaku tawuran itu sendiri yang perlu kita libatkan secara aktif," kata Rina.
Rina mengungkapkan bahwa kepanitiaan acara ini justru diisi oleh orang-orang yang tidak terlibat langsung dalam aksi tawuran.
"Setahu saya, hanya pihak tertentu saja yang terlibat, sementara para pelaku tawurannya tidak dilibatkan sama sekali," beber Rina.
Sebelumnya, Gubernur Jakarta, Pramono Anung, telah meresmikan program Manggarai Bershalawat sebagai upaya untuk meredam aksi tawuran yang sering terjadi di Jalan Raya Manggarai Utara, Jakarta Selatan, pada hari Jumat (23/5/2025).
Pramono menjelaskan bahwa gagasan kegiatan ini bermula dari inisiatif para jurnalis Liputanku.
Saat itu, awak media menanyakan langkah-langkah yang akan diambil oleh mantan Sekretaris Kabinet tersebut untuk menghentikan aksi tawuran yang terus berulang.
Spontan, Pramono menjawab dengan ide “Manggarai Bershalawat”. Awalnya, Pramono tidak terlalu serius, namun karena informasi tersebut sudah menyebar luas, ia pun merealisasikannya.
“Sebenarnya, ide Manggarai Bersolawat itu muncul karena memang benar-benar berasal dari teman-teman Liputanku, dan saya memfasilitasi hal tersebut.
Akan tetapi, yang terpenting adalah penyelesaian akar masalah perkelahian itu. Kita harus tahu apa sebenarnya akar masalahnya,” jelas Pramono di lokasi.