Selasa, 8 Jul 2025
Nepotiz Nepotiz
  • Nasional
  • Internasional
  • Ekonomi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Teknologi
Breaking News :
Introducing the EsaFX Trading App, Powered by TradeSocio
7 Kriteria Tempat Les GMAT Berkualitas di Jakarta
Konflik Papua: MPR Tunggu Arahan Pemerintah Prabowo?
Pegawai Kejagung Dibacok di Depok: Motif Belum Terungkap
Job Fair Cikarang Diserbu 25 Ribu Pelamar, 3.000 Lowongan
Font ResizerAa
NepotizNepotiz
  • Nasional
  • Internasional
  • Ekonomi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Teknologi
Search
  • Tentang Kami
  • Kontak
  • Disclaimer
  • Iklan dan Promosi
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber
  • Indeks Berita
Follow US
© 2024 Nepotiz – Truth Behind The Ties. All Rights Reserved.

Home – Ekonomi & Bisnis – Ormas Resahkan Dunia Usaha, Ketua MPR Minta Penertiban

Ekonomi & BisnisNasional

Ormas Resahkan Dunia Usaha, Ketua MPR Minta Penertiban

Nepotiz
Diperbarui pada: 24/05/2025 01:29
Oleh Nepotiz
Share
012204800 1739961537 8ed9df89 8918 4092 a965 3fd891f78980
SHARE

Nepotiz, Jakarta – Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), Ahmad Muzani, menyampaikan keresahannya terkait keberadaan organisasi masyarakat (ormas) yang akhir-akhir ini kerap memicu masalah sosial. Muzani menegaskan bahwa ormas memang menjadi permasalahan dalam dunia usaha.

“Ya, menurut saya fenomena ini cukup mengganggu, sebab dengan berbagai label dan identitas, ormas terkadang menjadi sumber masalah bagi aktivitas dunia usaha,” ungkap Muzani di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (23/5/2025).

Menanggapi hal tersebut, Muzani menekankan perlunya penertiban terhadap kelompok atau ormas yang menimbulkan keresahan. Alasannya, ia menginginkan investasi serta dunia usaha di Indonesia dapat berkembang pesat dan berjalan lancar tanpa adanya gangguan dari pihak manapun.

“Oleh karena itu, saya berpendapat sebelum situasinya semakin tidak terkendali, sebaiknya pemerintah segera melakukan penertiban dan penataan ulang terhadap ormas-ormas tersebut,” tutur Ketua MPR.

Muzani mengaku belum mengetahui secara pasti kebijakan politik dari Presiden Prabowo Subianto terkait ormas-ormas yang meresahkan ini. Namun, pada dasarnya, pemerintah tentu mengharapkan sektor dunia usaha dan investasi dapat berjalan dengan tenang.

“Saya rasa, Kementerian Dalam Negeri bersama kementerian terkait dapat berdiskusi untuk mencari solusinya,” imbuh Sekjen Partai Gerindra ini.

Bos Kadin Akui Premanisme Berkedok Ormas Penghambat Investasi

Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin), Anindya Bakrie, mengakui bahwa praktik premanisme yang berlindung di balik ormas menjadi salah satu faktor penghambat investasi, baik dari dalam maupun luar negeri.

Kadin menghimbau aparat kepolisian untuk mengambil tindakan tegas, menghindari pembiaran, dan menghilangkan kesan bahwa ada ormas tertentu yang mendapat perlindungan dari aparat Kepolisian dan TNI.

Baca Juga :  Usul Pensiun ASN 70 Tahun, Kata Ketua MPR Ahmad Muzani

Kadin juga mengingatkan agar seluruh pelaku usaha dan penyelenggara negara memperhatikan faktor-faktor yang memicu aksi-aksi yang tidak diinginkan. Sebagai mitra pemerintah, Kadin menolak dan mengutuk segala bentuk intimidasi serta kekerasan.

Menurut Anin, kasus yang terjadi di Cilegon tidak bisa disamakan dengan kasus premanisme yang dilakukan oleh sejumlah ormas. Ia berpendapat, ada latar belakang peristiwa yang perlu dilihat dan dipahami secara mendalam. “Ini bukan pembelaan sama sekali, tetapi penting bagi semua pihak untuk melihat masalah secara komprehensif,” jelas Anin, dikutip dari Antara.

Ia menegaskan bahwa anggota Kadin yang terbukti melakukan intimidasi, pemerasan, atau tindakan melanggar hukum lainnya akan langsung dinonaktifkan.

Ketua Umum Kadin, Anindya Bakrie, menyampaikan bahwa seluruh pengurus dan anggota Kadin di tingkat provinsi maupun kabupaten wajib mematuhi aturan organisasi.

Organisasi yang menjadi wadah bagi seluruh pelaku usaha di Indonesia ini mengingatkan semua pihak untuk bersama-sama menjaga iklim investasi yang kondusif.

“Ke depannya, anggota Kadin yang terlibat dalam intimidasi, pemerasan, pemalakan, dan tindakan serupa akan langsung dinonaktifkan,” tegas Anin, sapaan akrab Anindya, melansir Antara, Senin (19/5/2025).

Terbaru, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melaporkan organisasi masyarakat (ormas) Gerakan Rakyat Indonesia Bersatu (GRIB) Jaya ke Polda Metro Jaya atas dugaan pendudukan ilegal lahan negara seluas 127.780 meter persegi di Pondok Betung, Tangerang Selatan.

Baca Juga :  KPK Pernah Periksa Yasonna Laoly Terkait Kasus Harun Masiku: Fakta dan Perkembangan Terbaru

Plt. Kepala Biro Hukum BMKG, Akhmad Taufan Maulana, menyatakan laporan tersebut dilayangkan karena aksi pendudukan tanpa izin ini telah menghambat pembangunan Gedung Arsip BMKG sejak November 2023.

“BMKG memohon bantuan pengamanan dan penertiban karena pendudukan tersebut telah menghambat pembangunan Gedung Arsip BMKG sejak November 2023,” ujar Taufan, Selasa (20/5/2025).

Lebih lanjut, BMKG mengungkapkan bahwa ormas tersebut bahkan sempat meminta ganti rugi sebesar Rp5 miliar dengan alasan anggotanya merupakan ahli waris tanah.

Pihak kepolisian kemudian melakukan penyelidikan terkait dugaan penyerobotan lahan yang dilakukan oleh oknum anggota GRIB Jaya.

Penyelidikan ini dilakukan setelah kepolisian menerima laporan dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) pada 3 Februari 2025.

“Kami membenarkan bahwa kami telah menerima laporan polisi dan saat ini proses penyelidikan masih berlangsung. Pelapornya adalah salah seorang pegawai dari BMKG. Kami membenarkan hal tersebut,” kata Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Ade Ary Syam Indradi kepada wartawan, Jumat (23/5/2025).

Aksi premanisme berkedok ormas menjadi salah satu fokus utama pemerintah saat ini. Bahkan, Kementerian Koordinator Politik dan Keamanan membentuk satuan tugas khusus untuk menindak aksi premanisme yang dianggap mengganggu iklim investasi.

Menanggapi hal ini, Anggota Komisi A DPRD DKI, Hilda Kusuma Dewi, menegaskan bahwa upaya tersebut harus dilakukan secara tegas dan berkelanjutan. Ia meminta agar penindakan terhadap preman maupun ormas yang meresahkan tidak hanya dilakukan sesaat, lalu kembali dibiarkan.

“Harus dilakukan secara terus-menerus, jangan hanya ramai selama seminggu, lalu hilang lagi. Premanisme adalah persoalan serius yang tidak boleh dibiarkan tumbuh subur di tengah masyarakat,” ujar Hilda kepada wartawan, Senin (19/5/2025).

Baca Juga :  Golkar Dukung Koperasi Merah Putih Prabowo, Yakin Sukses!

Anggota DPRD DKI Jakarta dari PDIP ini meminta aparat penegak hukum untuk menjadi garda terdepan dalam pemberantasan premanisme. Sebab, penertiban mereka adalah tugas dan wewenang aparat keamanan, “Khususnya kepolisian, bukan masyarakat sipil,” tegas Hilda.

Hilda mengapresiasi langkah Polda Metro Jaya yang menggelar Apel Siaga Anti Premanisme. Dia berharap operasi serupa terus dilakukan secara berkala. Dia pun mengingatkan agar premanisme tidak justru mendapat dukungan dari kelompok tertentu.

“Segala bentuk premanisme harus diberantas tuntas, siapa pun pelakunya, meskipun merasa memiliki beking. Negara tidak boleh kalah oleh ketakutan,” kata Hilda.

Hilda mendorong Satpol PP untuk mendampingi penertiban premanisme bersama Polri di lapangan. Hal ini penting karena preman tidak hanya mengganggu ketertiban umum, tetapi juga berdampak negatif pada iklim investasi. Oleh karena itu, premanisme dan ormas yang meresahkan harus segera diberantas.

“Jika petugas keamanannya enggan bertindak atau justru membiarkan, bagaimana masyarakat bisa merasa aman? Ini menyangkut rasa keadilan dan kenyamanan warga,” kata Hilda.

Hilda berharap operasi pemberantasan premanisme menjadi bagian dari gerakan jangka panjang untuk membersihkan Jakarta dari segala bentuk intimidasi dan kekerasan yang berbasis kekuasaan jalanan.

“Jakarta harus menjadi kota yang ramah, aman, dan beradab. Premanisme tidak boleh memiliki ruang di sini,” ucap Hilda.

Sumber: Merdeka.com

Tag:bmkgDunia usahaKadinketua mprormasOrmas MeresahkanpremanismePremanisme Berkedok Ormas
Share Berita Ini
Facebook Pinterest Whatsapp Whatsapp LinkedIn Telegram Threads
Berita Sebelumnya kabid humas polda metro jaya kombes ade ary syam indradi 169 4 Polisi Ciduk Anak Jual Konten Grup FB Inses ‘Suka Duka’
Berita Selanjutnya florian wirtz 1747668816326 169 Wirtz Prioritaskan Liverpool? Bayern Munich Menyerah!

Paling Populer

Cara Download Video di Luluvdo atau Lulustream
Teknologi

Cara Download Video di Luluvdo atau Lulustream Lewat HP dan PC!

Nepotiz
Oleh Nepotiz
7 bulan lalu

Cara Mempercepat Download Terabox di Android, iOS dan PC

Oleh Nepotiz

20 Karakter Mana yang Tidak Bisa Mengisi HP ke Teman di Mobile Legends? Ini Dia Listnya

Oleh Nepotiz

Cara Download Video PoopHD Lewat HP dan PC, Tanpa Aplikasi Tambahan!

Oleh Nepotiz

100% Work! Ini Cara Download Video Luluvdo Tanpa Aplikasi

Oleh Nepotiz

Kapan Tanggal Rilis Alita: Battle Angel 2? Ini yang Perlu Anda Ketahui

Oleh Nepotiz

Tips dan Cara Efektif Mempercepat Putaran Pulley dengan Mudah

Oleh Nepotiz

Guru SMPN 3 Depok Dilaporkan atas Dugaan Pelecehan Verbal

Oleh Nepotiz

Kapan Saya Menikah Menurut Tanggal Lahir? Pakai 2 Metode Ini Untuk Prediksi

Oleh Nepotiz

FB ‘Fantasi Sedarah’: Pembuat Video Anak Ditangkap!

Oleh Nepotiz

Berita Menarik Lainnya

bimo wijayanto dipanggil presiden prabowo ke istana negara evadetikcom 1747733502959 169
Ekonomi & Bisnis

Prabowo Panggil Calon Bos Pajak & Bea Cukai ke Istana!

2 bulan lalu
6834185628730
Nasional

Johnny Jansen Nakhoda Baru Bali United: Target Liga 1!

1 bulan lalu
682ac819d210d
Nasional

SLB Pajajaran Bandung Tidak Digusur, Mensos Jelaskan!

2 bulan lalu
68074a6776ef4
Nasional

Gerindra: Menteri Harus Seirama dengan Langkah Prabowo

2 bulan lalu
Nepotiz Nepotiz

Tentang Kami


Nepotiz – Truth Behind The Ties merupakan platform yang menyajikan berita terkini, liputan real-time, informasi terbaru dari seluruh penjuru dunia.
Link Navigasi
  • Tentang Kami
  • Kontak
  • Disclaimer
  • Iklan dan Promosi
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber
Media Sosial
Facebook X-twitter Instagram Threads Tiktok
Seedbacklink

© 2024 Nepotiz – Truth Behind The Ties. All Rights Reserved.