Sabtu, 24 Mei 2025
Nepotiz Nepotiz
  • Nasional
  • Internasional
  • Ekonomi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Teknologi
Breaking News :
Alokasi Kursi DPR RI Langgar UU? Kata Pakar Pemilu Jerman
DPR Belajar Pertanian Vertikal China Atasi Krisis Lahan
Hangtuah Jakarta Kehilangan Adonys, Siapkan Pengganti!
Ancelotti Tak Sabar Latih Brasil Usai Cabut dari Real Madrid
Sengketa Lahan BMKG-GRIB Jaya: Kronologi Versi GRIB Jaya
Font ResizerAa
NepotizNepotiz
  • Nasional
  • Internasional
  • Ekonomi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Teknologi
Search
  • Tentang Kami
  • Kontak
  • Disclaimer
  • Iklan dan Promosi
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber
  • Indeks Berita
Follow US
© 2024 Nepotiz – Truth Behind The Ties. All Rights Reserved.

Home – Nasional – Alokasi Kursi DPR RI Langgar UU? Kata Pakar Pemilu Jerman

NasionalPolitik

Alokasi Kursi DPR RI Langgar UU? Kata Pakar Pemilu Jerman

Nepotiz
Diperbarui pada: 24/05/2025 00:49
Oleh Nepotiz
Share
pemilu ilustrasi 131024c
SHARE

Nepotiz, Jakarta – Alokasi kursi DPR yang timpang antar daerah pemilihan menuai kritik tajam. Ketidaksetaraan ini dinilai melanggar prinsip keadilan representatif yang termaktub dalam Pasal 185 UU No. 7 Tahun 2017.

Demikian disampaikan oleh Pipit Rochijat Kartawidjaja, seorang pakar sistem pemilu dunia yang juga merupakan pensiunan ASN Jerman. Pernyataan ini dilontarkan dalam Focus Group Discussion (FGD) bertajuk “Sistem Pemilu Campuran: Jalan Tengah untuk Mencapai Pemilu yang Berkualitas” yang diselenggarakan oleh Fraksi Partai Golkar di DPR RI pada hari Jumat (23/5).

Pipit memberikan contoh konkret, yaitu DKI Jakarta II yang memiliki tingkat partisipasi pemilih tinggi, justru mendapatkan alokasi kursi yang lebih sedikit dibandingkan dengan DKI Jakarta III.

"Negara-negara maju seperti Jerman dan Norwegia mengatur alokasi kursi berdasarkan proporsi jumlah penduduk, luas wilayah, serta jumlah suara sah. Indonesia perlu mencontoh praktik ini," tegas Pipit.

Baca Juga :  Kisah Kurir Paket: COD Resek, Hujan, & Gaji Tak Pasti

Pipit kemudian menjabarkan tiga model sistem campuran yang ada. Pertama, sistem paralel, di mana pemilih memiliki dua suara dan hasil dari pemilihan distrik serta proporsional tidak saling memengaruhi.

Kedua, Mixed-Member Proportional (MMP). Dalam sistem ini, total kursi partai ditentukan oleh suara proporsional, dengan penyesuaian berdasarkan hasil pemilihan distrik, seperti yang diterapkan di Jerman dan Selandia Baru.

Ketiga, sistem kompensasi. Sistem ini dianggap mampu menjaga keseimbangan representasi secara nasional.

Sistem Campuran Dianggap Sebagai Solusi Realistis

Menurut pandangan Pipit, sistem campuran memiliki potensi untuk menyetarakan "harga kursi" antar daerah pemilihan, menekan praktik politik uang, memperkuat proses kaderisasi, serta meningkatkan representasi bagi perempuan dan kelompok minoritas.

"Apabila terjadi perubahan ke sistem campuran, perubahannya tidak boleh terlalu ekstrem. Perubahan drastis perlu dihindari," ujar salah satu legislator dari Partai Golkar.

Baca Juga :  Rakornas Hanura: Ketum Oso Instruksikan Satu Komando!

Zulfikar juga membantah anggapan bahwa sistem terbuka membuat anggota DPR menjadi lebih independen dan kurang patuh terhadap partai.

"Contohnya saja Firman Soebagyo. Beliau beberapa kali menjabat sebagai pimpinan AKD, namun tetap setia pada garis fraksi. Saya pun demikian," jelas Zulfikar.

Pipit kembali menegaskan bahwa sistem campuran adalah solusi yang realistis dan tidak terlalu asing bagi para pemilih di Indonesia. "Model ini masih mempertahankan unsur proporsionalitas, sehingga masyarakat tidak akan kesulitan untuk beradaptasi," ungkapnya.

Ketua Fraksi Partai Golkar, Muhammad Sarmuji, menjelaskan bahwa FGD ini bertujuan untuk menjajaki berbagai opsi yang mungkin diambil jika UU Pemilu direvisi.

"Kami tidak ingin menawarkan solusi yang justru lebih berbahaya daripada masalahnya itu sendiri. Kami ingin menawarkan solusi yang tepat sasaran untuk mengatasi permasalahan yang ada," kata Sarmuji.

Baca Juga :  Zulhas Genjot Kopdes Merah Putih di Kalteng: Cerita dari Palangkaraya

"Kami sedang mengkaji semua opsi yang ada, tidak hanya satu opsi saja. Kami ingin menemukan opsi terbaik untuk bangsa dan negara, yang pada akhirnya bermuara pada kesejahteraan rakyat," imbuh Sekretaris Jenderal Partai Golkar tersebut.

FGD ini menjadi langkah awal bagi Fraksi Golkar untuk membuka ruang diskusi publik terkait reformasi sistem pemilu nasional yang lebih adil dan inklusif.

Sistem campuran dinilai memiliki kemampuan untuk menyamakan "harga kursi" antar daerah pemilihan, menekan praktik politik uang, memperkuat kaderisasi, serta meningkatkan keterwakilan perempuan dan kelompok minoritas.

Wakil Ketua Komisi II DPR RI, Zulfikar Arse Sadikin, berpendapat bahwa sistem proporsional terbuka masih memberikan lebih banyak keuntungan. Ia mengingatkan bahwa perubahan sistem pemilu di Indonesia sejak tahun 2004 telah berlangsung secara bertahap.

Tag:DPRKursi ParlemenpemiluSistem CampuranSistem Pemilu
Share Berita Ini
Facebook Pinterest Whatsapp Whatsapp LinkedIn Telegram Threads
Berita Sebelumnya wakil ketua komisi iv dpr alex indra lukman dok istimewaalex indra 1741317786581 169 DPR Belajar Pertanian Vertikal China Atasi Krisis Lahan

Paling Populer

Cara Download Video di Luluvdo atau Lulustream
Teknologi

Cara Download Video di Luluvdo atau Lulustream Lewat HP dan PC!

Nepotiz
Oleh Nepotiz
5 bulan lalu

Cara Mempercepat Download Terabox di Android, iOS dan PC

Oleh Nepotiz

Cara Download Video PoopHD Lewat HP dan PC, Tanpa Aplikasi Tambahan!

Oleh Nepotiz

20 Karakter Mana yang Tidak Bisa Mengisi HP ke Teman di Mobile Legends? Ini Dia Listnya

Oleh Nepotiz

100% Work! Ini Cara Download Video Luluvdo Tanpa Aplikasi

Oleh Nepotiz

Kapan Tanggal Rilis Alita: Battle Angel 2? Ini yang Perlu Anda Ketahui

Oleh Nepotiz

Tips dan Cara Efektif Mempercepat Putaran Pulley dengan Mudah

Oleh Nepotiz

Kapan Saya Menikah Menurut Tanggal Lahir? Pakai 2 Metode Ini Untuk Prediksi

Oleh Nepotiz

Cara Mengubah Kuota Belajar Menjadi Kuota Utama Axis Tanpa Ribet!

Oleh Nepotiz

Apakah Jurusan Pendidikan Biologi Itu Susah? Jangan Ciut Dulu!

Oleh Nepotiz

Berita Menarik Lainnya

031135300 1558552811 KERETA API Muhamad Ridlo
Kriminal

Ormas GRIB Jaya Disuruh Curi Aset KAI Semarang? Polisi Buru E!

23 jam lalu
logo x 1 169
Nasional

Akun X KPU Diretas! Konten Asing Langsung Di-takedown

2 hari lalu
003642000 1747817883 WhatsApp Image 2025 05 21 at 15.45.23
Ekonomi & Bisnis

Siaran Lokal TV Nasional: Beban di Era Multiplatform?

2 jam lalu
682c2205e71c3
Hukum

Biaya Ojol Ilegal? DPR Minta Aplikasi Hapus Potongan!

1 hari lalu
Nepotiz Nepotiz

Tentang Kami


Nepotiz – Truth Behind The Ties merupakan platform yang menyajikan berita terkini, liputan real-time, informasi terbaru dari seluruh penjuru dunia.
Link Navigasi
  • Tentang Kami
  • Kontak
  • Disclaimer
  • Iklan dan Promosi
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber
Media Sosial
Facebook X-twitter Instagram Threads Tiktok
Seedbacklink

© 2024 Nepotiz – Truth Behind The Ties. All Rights Reserved.