JAKARTA, Nepotiz – Lalu Hadrian Irfani, Wakil Ketua Komisi X DPR, menyatakan bahwa pihaknya berencana memanggil Menteri Kebudayaan, Fadli Zon, guna meminta klarifikasi terkait rencana penulisan ulang sejarah.
Menurut rencana, rapat kerja dengan Fadli Zon akan diselenggarakan pada hari Senin, 26 Mei 2025.
“Kami berencana mengundang beliau pada hari Senin (26/5/2025) mendatang. Tujuannya adalah untuk menanyakan perihal penulisan ulang sejarah ini,” ungkap Lalu dalam keterangan tertulisnya, Jumat (23/5/2025).
Menurut pandangannya, rencana penulisan ulang sejarah Indonesia berpotensi menimbulkan polemik di tengah masyarakat. Terlebih lagi, Komisi X belum mendapatkan penjelasan langsung dari Fadli Zon mengenai rencana tersebut.
Sebaliknya, Komisi X justru telah menerima aspirasi dari berbagai kelompok masyarakat terkait dengan inisiatif Kementerian Kebudayaan tersebut.
Salah satunya berasal dari Aliansi Keterbukaan Sejarah Indonesia (AKSI), yang secara tegas menolak rencana penulisan ulang sejarah Indonesia.
“Kami terus menerima masukan dari masyarakat. Kami membuka kesempatan bagi masyarakat untuk menyampaikan aspirasi mereka kepada Komisi X,” kata Lalu.
Lebih lanjut, ia meminta agar Kementerian Kebudayaan bersikap terbuka dan transparan terkait dengan rencana penulisan ulang sejarah ini.
Lalu menekankan pentingnya menghindari adanya proses yang disembunyikan, mengingat buku sejarah akan menjadi referensi penting bagi generasi penerus bangsa Indonesia.
“Kementerian Kebudayaan perlu menyerap sebanyak mungkin masukan. Selain itu, mereka juga harus transparan dalam proses penulisan ulang sejarah ini,” tegas Lalu.
Seperti diketahui, pemerintah melalui Kementerian Kebudayaan sedang menginisiasi program penulisan ulang sejarah Indonesia.
Profesor Singgih Tri Sulistiyono, editor umum penulisan sejarah nasional Indonesia, mengungkapkan bahwa progres penulisan ulang sejarah nasional Indonesia telah mencapai 60 persen. “Secara keseluruhan, progresnya sudah mencapai kurang lebih 60 persen,” ujar Singgih, yang merupakan Guru Besar Fakultas Ilmu Budaya (FIB) dari Universitas Diponegoro, kepada Liputanku, Senin (19/5/2025).
Singgih bahkan menyatakan optimisme bahwa proyek penulisan ulang sejarah ini dapat diselesaikan pada tanggal 17 Agustus 2025.