Menjelang perhelatan Adhyaksa Awards 2025, sorotan kembali tertuju pada para penerima penghargaan tahun lalu yang telah menunjukkan pengabdian luar biasa, baik dalam maupun di luar lingkup tugas formal kejaksaan. Salah satu figur yang menarik perhatian adalah Jaksa Febrow Adhyaksa Soeseno, peraih penghargaan kategori Jaksa Inspiratif Pemberdaya Masyarakat Adhyaksa Awards 2024.
detikcom bekerja sama dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia dalam menjaring jaksa-jaksa berdedikasi dan berprestasi di seluruh pelosok Indonesia. Adhyaksa Awards menjadi wahana untuk mengapresiasi kinerja para jaksa, sekaligus memacu peningkatan integritas dan profesionalisme di bidang hukum.
Dalam penyelenggaraan perdana yang sukses digelar tahun lalu, Jaksa Febrow menjadi salah satu pemenang dari 5 kategori yang diperebutkan. Sebagai Kasi Intelijen Kejaksaan Negeri Tebo, Febrow mengawali kiprahnya bukan dari ruang sidang atau ruang penyidikan, melainkan dari daerah-daerah terpencil yang menjadi tempat tinggal masyarakat adat Suku Anak Dalam (SAD).
Febrow menuturkan bahwa inisiatif yang mengantarkannya meraih penghargaan tahun lalu bermula dari pertemuannya dengan Yayasan Orang Rimbo Kita (Orik) pada hari pertama ia menjabat sebagai Kasi Intelijen di Tebo. Yayasan tersebut fokus pada upaya pemberdayaan masyarakat adat, khususnya Suku Anak Dalam.
"Awalnya sekadar bersilaturahmi dengan Yayasan Orang Rimbo Kita, mereka bercerita mengenai program pemberdayaan masyarakat adat. Dari situ, kami mulai berkolaborasi, mulai dari penyuluhan hukum hingga akhirnya merambah ke pemenuhan hak-hak dasar mereka," ujar Febrow saat dihubungi detikcom, Selasa, (20/5/2025).
Dari percakapan itulah terjalin kerja sama dalam bidang penyuluhan hukum. Namun, seiring berjalannya waktu, kebutuhan yang dihadapi masyarakat ternyata jauh lebih kompleks.
"Bukan hanya masalah hukum atau bantuan sembako, mereka juga belum memiliki identitas. Tanpa KTP, mereka kesulitan mengakses pendidikan, kesehatan, maupun bantuan sosial," jelasnya.
Sebagai langkah konkret, ia pun menggandeng berbagai instansi, mulai dari Disdukcapil, Dinas Sosial, Dinas Pendidikan, hingga BPJS dan RSUD setempat, untuk memfasilitasi perekaman e-KTP, pendataan peserta BPJS, serta pembuatan dokumen kependudukan lainnya. Hingga saat ini, lebih dari 1.200 warga Suku Anak Dalam telah memiliki identitas resmi dan terdaftar dalam layanan kesehatan nasional.
Tidak hanya itu, Febrow juga turut menginisiasi pembangunan Pamsimas untuk menyediakan akses air bersih, menggantikan sumber air yang sebelumnya tercemar. Di bidang pendidikan, ia mendorong pembangunan rumah singgah sebagai tempat tinggal sementara bagi anak-anak Suku Anak Dalam yang bersekolah jauh dari kediaman mereka.
"Semua ini tidak akan terwujud tanpa adanya sinergi. Tapi yang paling penting, masyarakat adat kini bisa lebih dekat dengan hak-haknya sebagai warga negara," ungkap Febrow.
Menjelang Adhyaksa Awards 2025, pencapaian tersebut menjadi landasan penting bagi institusi Kejaksaan untuk terus mendorong program-program intelijen yang menyentuh akar permasalahan sosial. Febrow berharap pengalamannya dapat menginspirasi jaksa lainnya untuk turut hadir di tengah masyarakat, bukan hanya sebagai penegak hukum, tetapi juga sebagai agen perubahan sosial.
Adhyaksa Awards kini kembali hadir dengan penambahan dua nominasi baru. Para jaksa yang terpilih nantinya tidak hanya dinilai berdasarkan prestasi administratif, tetapi juga berdasarkan dedikasi, dampak sosial, dan keteladanan mereka sebagai penegak hukum.
Masyarakat dapat memberikan penilaian serta masukan kepada panitia mengenai siapa saja jaksa yang pantas memperoleh Adhyaksa Award 2025. Panitia berharap masyarakat memberikan informasi yang akurat, sistematis, dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
Masyarakat dapat mengisi formulir di sini.