JAKARTA, Nepotiz — Ada kabar menarik dari Badan Gizi Nasional (BGN)! Saat ini, BGN sedang mempertimbangkan kemungkinan memberikan perlindungan asuransi khusus bagi mereka yang menerima manfaat dari program Makan Bergizi Gratis (MBG).
Seperti yang disampaikan oleh Kepala BGN, Bapak Dadan Hindayana, saat ditemui di Kompleks Parlemen RI, Jakarta, pada hari Rabu (21/5/2025), “Kami sedang melakukan kajian mendalam terkait hal ini.” Beliau menambahkan dengan nada yang penuh pertimbangan.
Wacana ini muncul sebagai sebuah angin segar, bagian dari upaya kita bersama untuk semakin memperkuat perlindungan bagi para peserta program MBG. Walaupun, perlu diingat, saat ini semua masih dalam tahap diskusi awal yang sangat dinamis.
Meskipun begitu, Pak Dadan menekankan bahwa ide ini masih jauh dari kata final dan implementasi. Mengapa? Karena dibutuhkan pembahasan yang melibatkan berbagai pihak, termasuk Bapak Presiden Prabowo Subianto serta kementerian dan lembaga terkait. Ini adalah proses yang membutuhkan pemikiran matang dari berbagai sudut pandang.
“Dan sudah barang tentu, kami harus berdiskusi lebih jauh dengan Bapak Presiden,” jelas beliau, memperjelas betapa pentingnya arahan dari pucuk pimpinan.
Ketika pertanyaan mengarah pada sumber pendanaan, Pak Dadan menjelaskan bahwa skema asuransi untuk para tenaga kerja yang bertugas di Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) sebenarnya sudah memiliki alokasi anggaran melalui biaya operasional. Sebuah langkah yang patut diapresiasi!
“Untuk asuransi tenaga kerja, kita bisa menyisihkan dari operasional. Anggarannya sudah ada, karena ini adalah bentuk perlindungan bagi mereka,” terangnya dengan rinci.
Namun, untuk para peserta program MBG, seperti siswa sekolah atau ibu hamil, pendanaan premi masih menjadi tanda tanya dan perlu pembahasan lebih lanjut. Sebuah tantangan yang harus kita hadapi bersama.
“Untuk penerima manfaat, diskusi lebih lanjut sangat diperlukan. Namun, jika nantinya ada pertentangan dari segi hukum, tentu saja kita akan mengikuti prosedur yang berlaku,” jelasnya.
BGN menegaskan bahwa hingga saat ini belum ada pembicaraan resmi dengan pelaku usaha asuransi maupun Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terkait rencana besar ini.
“Belum ada pembahasan formal dengan pelaku usaha asuransi atau OJK. Ini masih sebatas obrolan informal, sebuah ide yang sedang kita olah,” tambah Pak Dadan, merendah.
Menurut beliau, fokus utama BGN saat ini adalah mencapai target program MBG, yaitu meningkatkan jumlah penerima manfaat, meningkatkan kualitas pelayanan, serta mencegah insiden atau kecelakaan terkait distribusi dan konsumsi makanan. Sebuah visi yang mulia!
“Jadi, ini belum menjadi prioritas utama untuk didiskusikan. Saat ini, kita sedang mengejar target agar tidak ada kecelakaan, _zero accident_, dan tidak ada kejadian yang tidak diinginkan,” jelasnya dengan semangat. “Yang kedua, jumlah penerima manfaat harus terus bertambah, dan kualitasnya pun harus ditingkatkan,” tegas beliau.
Ketika ditanya apakah premi asuransi akan menggunakan dana APBN, beliau menegaskan bahwa semua aspek akan dipertimbangkan dengan cermat. “Kita akan melihat semua aspeknya, apakah diperbolehkan atau tidak,” tegasnya.