Dalam sebuah pertemuan yang sarat makna, sejumlah aktivis berkumpul untuk mengenang semangat Reformasi 1998. Isu hangat mengenai kemungkinan reshuffle kabinet Presiden Prabowo Subianto pun tak luput dari perbincangan.
Diskusi yang dihadiri tokoh-tokoh seperti Habiburokhman (Waketum Gerindra saat ini), Feri Amsari (pakar hukum tata negara), dan akademisi Rocky Gerung ini, berlangsung di Hotel JS Luwansa pada hari Rabu, 21 Mei 2025. Baik Feri Amsari maupun Rocky Gerung, keduanya menyinggung soal reshuffle Kabinet Merah Putih yang dipimpin Presiden Prabowo.
“Menurut saya, hal penting yang perlu dan harus dilakukan oleh Presiden Prabowo adalah melakukan perubahan serta memastikan terwujudnya demokrasi konstitusional, termasuk dalam bidang ekonomi. Permasalahan utamanya adalah sebagian besar menteri-menteri ekonomi saat ini merupakan orang-orang yang sebelumnya berada di pemerintahan Jokowi,” jelas Feri Amsari dalam pemaparannya.
Feri berpendapat bahwa masih banyak wajah lama yang menghiasi Kabinet Merah Putih Presiden Prabowo. Ia menambahkan bahwa wajah-wajah lama ini belum tentu sejalan dengan gagasan-gagasan yang diusung Presiden Prabowo.
“Bagaimana kita bisa mempercepat pembangunan jika posisi menteri-menteri ekonomi masih diisi oleh orang-orang Jokowi yang kemudian tidak berjuang untuk mewujudkan gagasan-gagasan Presiden Prabowo?” tanya Feri.
“Oleh karena itu, langkah awal untuk mengakselerasi pertumbuhan ekonomi adalah dengan memastikan bahwa seluruh pimpinan yang menggerakkan roda ekonomi adalah orang-orang pilihan Prabowo Subianto,” lanjutnya.
Senada dengan Feri, Rocky Gerung juga berpendapat bahwa Presiden Prabowo perlu segera mengambil tindakan untuk melakukan reshuffle terhadap jajaran menterinya. Menurutnya, Prabowo perlu menyuntikkan energi baru ke dalam kabinet.
“Harus ada reshuffle. Lumpuhkan kabinet yang ada, dan isi dengan energi yang segar. Itu prinsip dasarnya. Kita tidak mungkin meminta para menteri ini untuk mengundurkan diri, meninggalkan kabinet, karena kepentingan mereka, modal yang telah mereka tanam pasti harus diambil kembali, meskipun APBN semakin mengecil,” kata Rocky Gerung dengan nada khasnya.
“Banyak menteri yang kecewa pada Prabowo karena tidak lagi bisa ‘merampok’ APBN, karena sudah diefisiensikan. Inilah momentum bagi Presiden untuk memulai era yang baru,” imbuhnya.
Pendapat-pendapat tersebut langsung mendapatkan tanggapan dari Habiburokhman. Ketua Komisi III DPR RI tersebut menegaskan bahwa urusan reshuffle tidaklah sesederhana yang dibayangkan.
“Pendapat mengenai reshuffle memang beragam. Jangan melihat persoalan ini terlalu sederhana. Sebuah pemerintahan secara formal hanya berjalan selama 5 tahun. Ini baru beberapa bulan, kalau langsung di-reshuffle, tentu tidak akan produktif,” ujar Habiburokhman.
Ia juga menolak anggapan bahwa Prabowo terlalu mudah untuk diperdaya oleh para menterinya. Habiburokhman menegaskan bahwa Prabowo adalah seorang pemimpin yang tegas, bahkan para menteri pun bisa merasa gugup saat bertemu dengannya.
“Jangan juga kita meremehkan Pak Prabowo. Jangan menganggap seolah-olah Pak Prabowo mudah dikelabui oleh para menteri, mudah dipermainkan oleh mereka. Tidak, Bos. Sangat sulit. Para menteri saja sudah gemetar duluan kalau mau rapat dengan Pak Prabowo dan ada kesalahan. Saya tahu betul itu,” ungkapnya.
Habiburokhman menambahkan bahwa ia telah mendampingi Presiden Prabowo sejak tahun 2010, sehingga ia sangat memahami karakter sang presiden. Ia mengatakan bahwa Prabowo memiliki intuisi yang kuat dan dapat mengetahui jika ada pihak yang mencoba untuk mengelabuinya.
“Kalau kita datang dengan niat yang tidak baik, dengan maksud tertentu, dalam tanda kutip, tidak akan berhasil. Karena Pak Prabowo ini punya semacam indera keenam. Dia tahu kalau ada yang berniat tidak jujur. Tentu saja, Pak Prabowo memiliki strategi tersendiri dalam mengelola sumber daya manusia di sekitarnya,” pungkasnya.