JAKARTA, Nepotiz – Sebuah pertemuan hangat terjalin di Balai Kota Jakarta pada Rabu (21/5/2025), tatkala Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), mantan Gubernur DKI Jakarta, menyambangi Pramono Anung, sang Gubernur Jakarta saat ini.
Suasana akrab dan santai mewarnai pertemuan tersebut, jauh dari pembahasan politik yang serius dan menegangkan.
Ahok menjelaskan bahwa kedatangannya kali ini adalah untuk bersilaturahmi, sekaligus menuntaskan rasa penasarannya untuk melihat langsung bagaimana ruang kerja dan rumah dinas Gubernur telah berubah di bawah kepemimpinan Pramono.
“Sejak Mas Pram menjabat sebagai gubernur, ini adalah kunjungan pertama saya. Kabarnya, beliau telah menata ulang ruangannya agar lebih nyaman untuk bekerja. Termasuk juga rumah dinas, tadi saya sempat diajak berkeliling,” tutur Ahok di Balai Kota, Rabu (21/5/2025).
Meskipun demikian, obrolan santai tersebut juga menyentuh beberapa isu krusial terkait pengelolaan kota Jakarta.
Berikut adalah beberapa poin penting yang disampaikan Ahok setelah bertatap muka dengan Pramono Anung.
1. Apresiasi atas Komitmen Pramono dalam Melanjutkan Program Gubernur Sebelumnya
Ahok memberikan apresiasi atas kesediaan Pramono untuk meneruskan berbagai program strategis yang telah dirintis oleh gubernur-gubernur sebelumnya, termasuk upaya revitalisasi kawasan Kalijodo.
“Saya melihat bahwa beliau memiliki komitmen untuk menepati semua janji kampanyenya. Beliau juga berencana untuk meningkatkan pendapatan asli daerah, sesuai dengan janji yang telah diucapkannya,” ungkap Ahok.
2. Pentingnya Digitalisasi Sistem Parkir di Jakarta
Ahok kembali menekankan betapa pentingnya penerapan sistem parkir yang sepenuhnya digital dan non-tunai di seluruh wilayah Jakarta.
Menurutnya, sistem digital akan mempermudah proses pencatatan dan meningkatkan akuntabilitas dalam pengelolaan perparkiran.
"Idealnya, sistem parkir harus digital agar setiap transaksi tercatat dengan baik. Selain itu, sistem non-tunai juga penting. Seperti yang pernah kami coba dulu. Mungkin bisa dikembangkan lagi agar lebih canggih dari sistem pengelolaan parkir yang ada saat ini," jelas Ahok.
3. Sorotan terhadap Tiang Monorel yang Terbengkalai
Dalam diskusi yang mengalir, Ahok dan Pramono juga menyinggung mengenai keberadaan tiang-tiang monorel yang mangkrak, yang masih berdiri kokoh di kawasan H.R. Rasuna Said dan Jalan Asia Afrika.
Ahok menyarankan agar Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mencari solusi teknis yang tepat, terutama jika aset tersebut memang merupakan milik Pemprov.
"Saya kurang tahu bagaimana proses hukumnya, tetapi seharusnya itu adalah aset milik Jakarta. Jika benar milik Jakarta, mungkin secara teknis tiang-tiang tersebut bisa dipotong. Saya tidak tahu pasti," ujar Ahok.
4. Usulan Pemberian Insentif bagi Pengguna Transportasi Umum
Menanggapi kebijakan Pemprov yang mewajibkan Aparatur Sipil Negara (ASN) untuk menggunakan transportasi umum setiap hari Rabu, Ahok menyatakan dukungan penuhnya.
Bahkan, Ahok mengusulkan agar masyarakat umum juga diberikan insentif, seperti voucher belanja, sebagai upaya untuk mendorong minat masyarakat dalam menggunakan angkutan publik.
“Itu ide yang bagus. Kalau perlu, berikan hadiah berupa voucer belanja bagi mereka yang menggunakan transportasi umum. Dengan begitu, semakin banyak orang yang tertarik,” kata Ahok.
5. Harapan agar Janji Kampanye Dapat Terealisasi
Setelah pertemuan usai, Ahok menyampaikan harapannya agar Pramono dapat mewujudkan janji-janji yang telah diucapkannya selama masa kampanye Pilkada Jakarta 2024.
"Saya yakin bahwa beliau (Pramono Anung) akan berusaha semaksimal mungkin untuk memenuhi semua janji kampanyenya," kata Ahok.
Salah satu janji kampanye yang menjadi fokus perhatian adalah upaya untuk menggenjot Pendapatan Asli Daerah (PAD) Jakarta.
"Beliau juga memiliki komitmen untuk meningkatkan pendapatan asli daerah, sesuai dengan janji yang telah diikrarkannya. Kami tidak banyak membahas politik, lebih fokus pada urusan kantor," imbuh Ahok.
(Reporter: Ruby Rachmadina | Editor: Faieq Hidayat, Akhdi Martin Pratama)
.