JAKARTA, Nepotiz – Teluk Jakarta menyimpan cerita pilu tentang bagaimana pabrik-pabrik mencari jalan pintas dalam membuang limbah mereka.
"Di wilayah Marunda ini, banyak perusahaan yang kurang bertanggung jawab membuang limbahnya sembarangan," ungkap Jojo (bukan nama sebenarnya), seorang nelayan berusia 54 tahun, dalam perbincangan santai dengan Nepotiz pada hari Rabu, 21 Mei 2025.
Mengapa pembuangan limbah di Teluk Jakarta begitu merajalela? Ternyata, banyak pabrik yang enggan merogoh kocek terlalu dalam untuk mengikuti prosedur pengelolaan limbah yang ditetapkan pemerintah.
"Kalau kita menilik pengelolaan limbah yang sesuai dengan standar operasional pemerintah, terus terang saja, biayanya tidak murah," keluh Jojo.
Menurut penuturan Jojo, ada berbagai cara yang cukup licik yang digunakan pabrik-pabrik saat membuang limbah di Teluk Jakarta agar tidak terendus.
Salah satunya adalah dengan menggunakan pipa yang langsung mengarah ke laut, lalu limbah tersebut dipompa dengan mesin.
"Ada juga yang memasukkan limbah ke dalam tangki mobil, lalu tangki itu dibuang di salah satu dari 13 anak sungai yang bermuara di Teluk Jakarta. Bahkan ada juga yang menggunakan tongkang, berjalan perlahan sambil membuang limbah, macam-macam cara mereka untuk menyamarkan perbuatan tersebut," papar Jojo dengan nada prihatin.
Inilah yang menjadi penyebab utama mengapa air laut di Teluk Jakarta semakin tercemar dari waktu ke waktu.
Jauh sebelum maraknya pembuangan limbah oleh pabrik-pabrik, Jojo mengenang, air laut di Teluk Jakarta pada era 1990-an masih sangat jernih.
Namun, kini pemandangan itu tinggal kenangan. Air laut semakin kotor akibat terkontaminasi limbah pabrik yang dibuang setiap hari.
Jojo berpendapat, semakin parahnya pencemaran Teluk Jakarta oleh limbah pabrik ini disebabkan kurangnya pengawasan yang ketat dari pihak pemerintah.
"Kondisi saat ini diperparah dengan kurangnya kontrol ketat dari pemerintah pusat dan kementerian terkait. Akibatnya, jangankan jarum, kerbau jatuh di depan mata saja tidak akan kelihatan, begitu kata para nelayan di sini," pungkas Jojo dengan nada getir.