Dalam operasi penertiban premanisme, aparat gabungan menggerebek beberapa posko organisasi kemasyarakatan (ormas) di wilayah Jakarta Selatan. Dua posko yang dimiliki oleh Forum Betawi Rempug (FBR) dan Pemuda Pancasila (PP) terpaksa dibongkar oleh petugas karena dianggap melanggar peraturan yang berlaku.
Pembongkaran ini dilaksanakan pada hari Senin, 19 Mei 2025. Menurut laporan, posko FBR yang diratakan dengan tanah berlokasi di Pejaten Timur, Pasar Minggu, sementara posko PP yang menjadi sasaran operasi terletak di Pasar Kambing, Jakarta Selatan.
Kompol Murodih, selaku Kasi Humas Polres Metro Jakarta Selatan, menjelaskan bahwa penertiban ini melibatkan tim gabungan yang terdiri dari personel Polres Metro Jakarta Selatan, TNI, serta Satpol PP.
“Penertiban posko-posko yang menjadi simbol ormas ini merupakan bagian dari Operasi Berantas Jaya, yang bertujuan untuk menciptakan suasana aman dan nyaman bagi seluruh masyarakat,” ujar Kompol Murodih kepada awak media pada hari Senin (19/5).
1. Dari Amplop Hingga Tumpukan Proposal: Temuan di Lokasi
AKP Bima Sakti, Kanit Resmob Polres Metro Jakarta Selatan, mengungkapkan bahwa pihaknya berhasil mengamankan sejumlah barang bukti selama proses pembongkaran posko ormas tersebut. Salah satu temuan yang menarik perhatian adalah keberadaan proposal permohonan sumbangan.
“Di lokasi, kami menemukan sejumlah barang bukti berupa dokumen, seperti proposal permintaan bantuan. Selain itu, kami juga menemukan buku rekapan yang mencatat perputaran uang yang masuk ke dalam kas ormas tersebut,” jelas AKP Bima Sakti dalam konferensi pers yang digelar di Mapolres Jakarta Selatan, Senin (19/5).
Selain proposal dan buku rekapan, petugas juga menemukan sejumlah amplop berstempel yang diduga kuat digunakan untuk membungkus surat atau proposal permohonan dana. Proposal-proposal ini, lanjutnya, biasanya disebarkan kepada warga dengan tujuan mengumpulkan dana.
“Kami juga menemukan amplop yang sudah diberi stempel, yang rencananya akan disebarkan oleh ormas tersebut kepada masyarakat. Selain itu, kami juga menemukan surat kuasa untuk penagihan hutang,” imbuhnya.
2. Senjata Tajam Ditemukan di Posko Ormas
Tak hanya dokumen dan proposal, pihak kepolisian juga menemukan sejumlah senjata tajam di dalam posko ormas yang digerebek. Senjata tajam yang berhasil diamankan terdiri dari dua celurit, satu samurai, satu mandau, tiga benda tumpul, dua stik golf, dan sebatang tongkat kayu.
Diduga, senjata-senjata tajam tersebut merupakan milik warga yang terlibat dalam aksi tawuran di sekitar lokasi.
“Alhamdulillah, kami berhasil mengamankan sebanyak 4 buah senjata tajam, yang terdiri dari 2 celurit, 1 samurai, dan 1 mandau. Selain itu, kami juga menemukan 3 benda tumpul, 2 stik golf, dan sebatang kayu,” terangnya.
3. Posko Ormas Didirikan di Atas Lahan Pemerintah
AKP Bima menjelaskan bahwa keberadaan posko-posko tersebut adalah ilegal. Pasalnya, posko-posko itu didirikan di atas lahan milik Pemerintah Provinsi DKI Jakarta Selatan dan bahkan menggunakan trotoar yang seharusnya diperuntukkan bagi pejalan kaki.
“Ternyata, sudah ada aduan dari masyarakat ke perangkat desa atau kampung setempat yang menyatakan bahwa posko tersebut mengganggu aktivitas sehari-hari warga sekitar,” ungkapnya.
Lebih lanjut, petugas juga membongkar sebuah posko lain yang berlokasi di Pasar Minggu, tepatnya di dekat sebuah minimarket yang mengarah ke perlintasan kereta api.
“Yang pertama, kami menertibkan sebuah posko yang berada di salah satu minimarket di wilayah Pasar Minggu. Informasi yang kami terima dari Polres Metro Jakarta Selatan menyebutkan bahwa aktivitas di posko tersebut mengganggu operasional minimarket,” kata AKP Bima.
4. Posko Ormas Jadi Tempat Mabuk-mabukan
Selain berdiri di atas lahan milik Pemprov DKI, AKP Bima juga mengungkapkan bahwa keberadaan posko tersebut telah diadukan oleh warga karena dianggap meresahkan. Menurut laporan, posko tersebut seringkali dijadikan tempat untuk pesta minuman keras.
“Posko tersebut sering digunakan untuk meminum minuman keras, sehingga para pegawai maupun pengunjung minimarket merasa terganggu, kurang nyaman, dan khawatir dengan keberadaan posko tersebut,” pungkasnya.
Liputanku melaporkan.