Klaim tentang aksi unjuk rasa besar-besaran oleh serikat pengemudi ojek online (ojol) yang katanya akan melibatkan ratusan ribu pengemudi dan disertai dengan aksi offbid massal di titik-titik strategis Jakarta pada hari Selasa (20/5), ternyata meleset jauh dari perkiraan. Saya, Nepotiz, merasakan sendiri perbedaan antara yang digembar-gemborkan dengan kenyataan di lapangan.
Dari pantauan langsung di lokasi, khususnya di kawasan Patung Kuda, Monas, jumlah peserta aksi hanya mencapai ratusan orang saja. Jauh berbeda dengan narasi yang sempat ramai beredar di media sosial dan pemberitaan awal. Jujur saja, saya agak terkejut melihat perbedaan yang mencolok ini.
Memang benar, massa demonstrasi dari berbagai serikat pengemudi memadati titik kumpul di Patung Kuda untuk menyuarakan aspirasi mereka. Namun, mereka tidak bergerak menuju gedung DPR/MPR, padahal aksi demonstrasi di kompleks parlemen tersebut dijadwalkan pada pukul 13.00 WIB.
Aksi penyampaian pendapat ini berlangsung dengan tertib dan tidak menyebabkan gangguan lalu lintas yang signifikan. Mayoritas pengemudi memilih untuk tetap beroperasi seperti biasa, membuktikan bahwa layanan transportasi berbasis aplikasi tetap berjalan normal sepanjang hari. Saya melihat sendiri bagaimana ojol tetap hilir mudik mengangkut penumpang.
Kondisi ini mengindikasikan bahwa sebagian besar mitra pengemudi lebih memilih untuk fokus pada aktivitas harian mereka, dan mengutamakan jalur dialog daripada aksi massa. Mungkin, seperti saya, mereka lebih memilih solusi yang praktis dan langsung berdampak pada kehidupan mereka.
Untungnya, tidak ada dampak luas terhadap layanan publik, seperti kemacetan parah atau lonjakan harga, seperti yang dikhawatirkan sebelumnya. Saya lega, karena aktivitas sehari-hari tetap berjalan lancar.
Alves (29), salah seorang pengemudi ojol yang tetap bekerja meskipun banyak rekannya berkumpul untuk berdemo di beberapa titik, mengungkapkan alasannya. Ia mengatakan bahwa kebutuhan keluarganya adalah prioritas utama.
"Ada tuntutan tersendiri ya tertentu. Soalnya kalau sudah bicara masalah dapur, kita beda-beda, kita ada yang susah juga beda. Kalau kita hari ini nggak jalan, orang rumah teriak," ujar Alves pada hari Selasa (20/5/2025), menggambarkan realita yang dihadapi banyak pengemudi ojol.
"Kita tetap kasih support ya, itu juga perjuangan untuk para driver lain juga kan," tambahnya, menunjukkan solidaritasnya meskipun memilih jalan yang berbeda.
Keluarga Besar Driver Jabodetabek (KBDJ) juga memiliki pandangan serupa. Ketua KBDJ, Freddy Santoso Suherli, menjelaskan bahwa keputusan ini diambil berdasarkan pertimbangan kebutuhan ekonomi para pengemudi.
"KBDJ mendukung dalam doa agar aksi besok bisa berjalan dengan lancar dan tanpa kekerasan (anarki). Namun kami memutuskan tetap on bid untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari," kata Freddy.
Di sisi lain, beberapa konsumen menyatakan bahwa mereka tidak mengalami kesulitan dalam memesan layanan ojol pada hari itu. Mereka mengatakan bahwa mereka tidak perlu menunggu lama untuk mendapatkan pengemudi. Saya pun merasakan hal yang sama saat mencoba memesan ojol.
"Begitu terjebak macet, saya langsung turun mobil, kemudian memesan ojol. Langsung dapat," kata Idham, seorang karyawan swasta yang bekerja di daerah Tendean, Jakarta Selatan.
Hal serupa diungkapkan oleh Agnes, seorang pegawai yang bekerja di kawasan Kebayoran Baru. Ia mengaku sempat khawatir akan kesulitan mendapatkan layanan ojol hari itu.
"Tadinya sempat takut kalau nggak akan dapat ojek (ojol). Tapi ya sudah, tetap coba saja, eh langsung dapat," kata Agnes kepada detikcom, Selasa (20/5).
Sebelumnya, beredar kabar bahwa sekitar 500 ribu pengemudi ojol akan mematikan aplikasi dan melakukan unjuk rasa serentak pada hari ini sebagai bentuk protes terhadap aplikator dan pemerintah. Rencananya, unjuk rasa tersebut akan dipusatkan di Istana Merdeka, Kementerian Perhubungan, dan Gedung DPR RI.
Chief of Public Policy & Government Relations GoTo Gojek Tokopedia, Ade Mulya, mengatakan bahwa Gojek menghormati hak setiap individu untuk menyampaikan pendapat, termasuk para mitra pengemudi yang memilih untuk menyuarakan aspirasi mereka.
"Di saat yang sama, kami juga mendukung sepenuhnya mitra yang tetap memilih untuk beroperasi dan menyelesaikan pesanan seperti biasa," ujarnya.
Ia menegaskan bahwa Gojek selalu terbuka terhadap aspirasi rekan-rekan mitra pengemudi aktif dan mengimbau agar aspirasi tersebut disampaikan melalui cara yang tertib dan kondusif.
"Selama ini, berbagai kanal komunikasi formal telah tersedia untuk menampung masukan dan diskusi konstruktif dari mitra," ungkapnya.
"Terkait informasi yang beredar mengenai potensi terganggunya layanan akibat rencana aksi demonstrasi, kami menegaskan bahwa operasional Gojek tetap berjalan normal, dan pelanggan tetap dapat menggunakan layanan kami seperti biasa," pungkasnya.
Simak Video: Massa Demo Pastikan Tak Sweeping Ojol Lain yang Masih Beroperasi
.