Pemerintah Indonesia dengan tegas mengutuk agresi Israel yang mengakibatkan kerusakan signifikan pada Rumah Sakit Indonesia di Gaza Utara, Palestina. Indonesia menegaskan bahwa serangan Israel terhadap fasilitas pelayanan masyarakat merupakan pelanggaran serius terhadap ketentuan hukum internasional.
“Indonesia mengecam sekeras-kerasnya agresi berkelanjutan Israel di seluruh Jalur Gaza, termasuk serangan terhadap Rumah Sakit Indonesia di Gaza Utara,” demikian pernyataan Kementerian Luar Negeri (Kemlu) yang dikutip dari akun X (Twitter), Selasa (20/5/2025).
“Serangan Israel yang menyasar fasilitas sipil adalah sebuah pelanggaran berat terhadap hukum internasional, hukum humaniter internasional, serta hak asasi manusia,” Kemlu menambahkan.
Pemerintah Indonesia mendesak Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk mengambil tindakan yang cepat dan konkret terhadap agresi Israel yang terus berlanjut di Gaza. Indonesia menyerukan agar hukum internasional ditegakkan untuk menghentikan tindakan kejam Israel.
“Indonesia mendesak Dewan Keamanan PBB serta komunitas internasional agar bertindak tegas dalam menegakkan hukum internasional dan menghentikan kekejaman yang dilakukan Israel,” tulis Kemlu.
Selain itu, pemerintah Indonesia juga mendesak diwujudkannya gencatan senjata permanen di Gaza. Pemerintah Indonesia menekankan bahwa akses bantuan kemanusiaan ke Gaza saat ini harus dibuka selebar-lebarnya.
“Gencatan senjata permanen serta akses bantuan kemanusiaan yang tak terbatas harus segera direalisasikan,” tulis Kemlu.
Kondisi RS Indonesia di Gaza
Sebelumnya, Medical Emergency Rescue Committee (MER-C), sebuah organisasi kemanusiaan, menyampaikan informasi terkini mengenai kondisi Rumah Sakit Indonesia di Gaza utara pasca-serangan dari tentara Israel. MER-C mengungkapkan bahwa kondisi RS Indonesia mengalami kerusakan yang cukup parah.
“Kondisi RS sangat memprihatinkan. Pecahan kaca jendela dan plafon yang runtuh berserakan di lantai mengganggu berbagai layanan medis krusial di ruang perawatan intensif, instalasi gawat darurat, serta ruang operasi,” jelas MER-C dalam keterangannya, yang dikutip Antara, Senin (19/5).
MER-C menyatakan bahwa ledakan bom yang dijatuhkan oleh pasukan Israel di sekitar area RS menimbulkan guncangan yang dahsyat. Akibatnya, sejumlah peralatan medis tertimpa reruntuhan bangunan.
“Bahkan dilaporkan beberapa alat medis tertimpa reruntuhan akibat getaran ledakan,” demikian pernyataan MER-C.
Menurut informasi dari staf lokal MER-C yang bertugas di RS Indonesia, pasukan Israel mengepung RS Indonesia dengan menggunakan pesawat nirawak pada Minggu (18/5). Sementara itu, pasukan Israel yang berada sekitar 500 meter di sebelah utara dan selatan RS Indonesia melarang segala bentuk aktivitas di area tersebut.
Puluhan staf medis dan relawan yang masih berada di RS Indonesia terus berupaya membersihkan bagian dalam rumah sakit. MER-C mengonfirmasi bahwa hingga saat ini masih terdapat 20 staf yang bertahan di RS Indonesia.