Sabtu, 21 Jun 2025
Nepotiz Nepotiz
  • Nasional
  • Internasional
  • Ekonomi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Teknologi
Breaking News :
Konflik Papua: MPR Tunggu Arahan Pemerintah Prabowo?
Pegawai Kejagung Dibacok di Depok: Motif Belum Terungkap
Job Fair Cikarang Diserbu 25 Ribu Pelamar, 3.000 Lowongan
Man United vs ASEAN: Alarm Amorim Pecah Tawa!
Prabowo di KTT BIMP-EAGA, Bongbong Marcos Sambut
Font ResizerAa
NepotizNepotiz
  • Nasional
  • Internasional
  • Ekonomi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Teknologi
Search
  • Tentang Kami
  • Kontak
  • Disclaimer
  • Iklan dan Promosi
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber
  • Indeks Berita
Follow US
© 2024 Nepotiz – Truth Behind The Ties. All Rights Reserved.

Home – Nasional – Kenapa Majalaya Pernah Dijuluki Sebagai Kota Dollar?

Nasional

Kenapa Majalaya Pernah Dijuluki Sebagai Kota Dollar?

Nepotiz
Diperbarui pada: 07/02/2025 02:47
Oleh Nepotiz
Share
Majalaya
Majalaya (Liputan6)
SHARE

Nepotiz – Majalaya, sebuah kecamatan yang terletak di Kabupaten Bandung, Jawa Barat, memiliki sejarah yang kaya dan erat kaitannya dengan industri tekstil Indonesia. Meskipun saat ini tidak lagi dikenal dengan julukan “Kota Dollar,” perjalanan panjang Majalaya sebagai pusat tekstil di Indonesia tetap diperhatikan.

Dari masa kolonial hingga era modern, Majalaya telah mengalami berbagai perubahan yang mengubah wajah industri tekstil Indonesia.

Pada awal abad ke-20, Majalaya mulai dikenal sebagai pusat industri tekstil dengan kegiatan menenun yang dilakukan secara tradisional oleh perempuan-perempuan desa. Dengan menggunakan alat tenun sederhana, mereka memproduksi kain yang dikenal memiliki kualitas baik.

Awalnya, kegiatan ini hanya menjadi pekerjaan sampingan yang dilakukan di rumah-rumah, tetapi seiring dengan meningkatnya permintaan pasar, industri tekstil di Majalaya mulai berkembang. Pada tahun 1930-an, pemerintah kolonial Belanda memperkenalkan alat tenun mekanis yang lebih efisien.

Inovasi ini membawa dampak besar bagi industri tekstil, karena produksi kain dapat dilakukan dengan lebih cepat dan dapat memenuhi kebutuhan pasar yang terus berkembang.

Baca Juga :  Pawai Persib Juara di Bandung: Info Rute & Rekayasa Lalu Lintas

Namun, kondisi industri tekstil Majalaya tidak selalu berjalan mulus. Pada tahun 1942, ketika Jepang menduduki Indonesia, industri tekstil Majalaya mengalami kemunduran yang cukup serius. Jepang melarang impor bahan baku dan pewarna, serta mengambil alih seluruh industri tekstil yang ada di Majalaya.

Tak hanya itu, ribuan alat tenun juga dirampas dan dikirim ke negara-negara yang dikuasai Jepang. Akibatnya, industri tekstil Majalaya terpuruk, dan banyak pengrajin yang kehilangan alat tenun mereka. Pada akhir Perang Dunia II, hanya sekitar 25 persen dari peralatan tenun yang tersisa, memaksa banyak pabrik dan pengrajin untuk berhenti beroperasi.

Setelah Indonesia merdeka, industri tekstil Majalaya mulai bangkit kembali. Pada 1950-an hingga 1980-an, Majalaya memasuki masa kejayaannya sebagai “Kota Dollar.” Kualitas produk tekstil yang dihasilkan mampu menembus pasar ekspor, menghasilkan devisa dalam jumlah besar bagi negara.

Pada awal 1960-an, Majalaya bahkan menguasai sekitar 40 persen dari total produksi kain di Indonesia. Kejayaan ini bukan hanya memberikan dampak positif bagi perekonomian lokal, tetapi juga menjadikan Majalaya sebagai salah satu pusat industri tekstil terbesar di Asia Tenggara pada masa itu.

Baca Juga :  Ciro Alves Hengkang: Persib Tak Sanggup Saingi Tawaran Klub Lain

Namun, masa kejayaan Majalaya sebagai pusat industri tekstil tidak bertahan lama. Pada akhir 1990-an, Indonesia dilanda krisis ekonomi dan politik yang membawa dampak besar terhadap sektor industri, termasuk tekstil.

Krisis tersebut menyebabkan penurunan harga barang dan kerugian besar bagi banyak pabrik tekstil. Ditambah lagi, persaingan dengan negara-negara lain dan masuknya produk tekstil impor semakin memperburuk keadaan. Banyak pabrik yang terpaksa gulung tikar, sementara yang lainnya kesulitan untuk bertahan.

Di era modern, meskipun industri tekstil di Majalaya menghadapi banyak tantangan, sebagian pengrajin masih bertahan dan beradaptasi dengan perubahan zaman. Penggunaan mesin modern dalam produksi tekstil semakin berkembang, meskipun masih ada pengrajin yang setia menggunakan metode tradisional.

Mereka mempertahankan kualitas produk dengan alat tenun manual, meskipun produksi mereka lebih lambat dibandingkan dengan pabrik besar yang menggunakan mesin. Keunikan dan kualitas tinggi produk-produk ini menjadi nilai jual yang masih dicari oleh pasar.

Baca Juga :  Guru IPS Depok Diduga Lecehkan Siswi: Sekolah Minim Pemahaman?

Selain itu, Majalaya juga memiliki fasilitas penting yang mendukung distribusi produk tekstil, yaitu stasiun kereta api yang dibangun pada tahun 1922.

Jalur kereta api ini awalnya digunakan untuk mengangkut produk perkebunan dari Bandung Selatan, namun seiring berjalannya waktu, jalur ini berperan penting dalam mendistribusikan produk tekstil Majalaya ke berbagai daerah di Indonesia. Inilah salah satu faktor yang membantu industri tekstil Majalaya berkembang pesat pada masa kejayaannya.

Saat ini, meskipun Majalaya tidak lagi sepopuler dahulu, kawasan ini tetap dikenal sebagai salah satu pusat industri tekstil di Indonesia. Sebagian pengrajin masih melanjutkan tradisi yang telah ada selama puluhan tahun, meskipun dengan tantangan yang semakin besar.

Keberadaan Majalaya sebagai pusat tekstil yang memiliki sejarah panjang menjadi bukti bahwa meskipun banyak tantangan yang dihadapi, warisan dan kualitas industri tekstil di daerah ini tetap hidup dan berkembang hingga saat ini.

Tag:Bandung
Share Berita Ini
Facebook Pinterest Whatsapp Whatsapp LinkedIn Telegram Threads
Berita Sebelumnya Warso Farm Warso Farm, Destinasi Wisata Bagi Penggemar Durian yang Punya 15 Ribu Pohon
Berita Selanjutnya Spotify Spotify Capai Laba Tahunan untuk Pertama Kalinya Setelah 19 Tahun Berdiri

Paling Populer

Cara Download Video di Luluvdo atau Lulustream
Teknologi

Cara Download Video di Luluvdo atau Lulustream Lewat HP dan PC!

Nepotiz
Oleh Nepotiz
6 bulan lalu

Cara Mempercepat Download Terabox di Android, iOS dan PC

Oleh Nepotiz

20 Karakter Mana yang Tidak Bisa Mengisi HP ke Teman di Mobile Legends? Ini Dia Listnya

Oleh Nepotiz

Cara Download Video PoopHD Lewat HP dan PC, Tanpa Aplikasi Tambahan!

Oleh Nepotiz

100% Work! Ini Cara Download Video Luluvdo Tanpa Aplikasi

Oleh Nepotiz

Kapan Tanggal Rilis Alita: Battle Angel 2? Ini yang Perlu Anda Ketahui

Oleh Nepotiz

Tips dan Cara Efektif Mempercepat Putaran Pulley dengan Mudah

Oleh Nepotiz

Guru SMPN 3 Depok Dilaporkan atas Dugaan Pelecehan Verbal

Oleh Nepotiz

Kapan Saya Menikah Menurut Tanggal Lahir? Pakai 2 Metode Ini Untuk Prediksi

Oleh Nepotiz

FB ‘Fantasi Sedarah’: Pembuat Video Anak Ditangkap!

Oleh Nepotiz

Berita Menarik Lainnya

095733400 1729073330 Sunarttt
Hukum

Ketua MA: Hakim, Jangan Sampai Jadi Korban Kasus Valas!

4 minggu lalu
681dab41e3c27
Nasional

Mensesneg: Belum Ada Pembahasan Reshuffle Kabinet Prabowo

4 minggu lalu
kemensos bantu korban banjir dan longsor di pegunungan arfak 1747813580170 169
Nasional

Kemensos Gerak Cepat Bantu Korban Longsor Arfak!

1 bulan lalu
grup reog ponorogo singo budoyo mudho 1747939470434 169
Nasional

Polres Priok Bina Reog Ponorogo, Cegah Tawuran Remaja

4 minggu lalu
Nepotiz Nepotiz

Tentang Kami


Nepotiz – Truth Behind The Ties merupakan platform yang menyajikan berita terkini, liputan real-time, informasi terbaru dari seluruh penjuru dunia.
Link Navigasi
  • Tentang Kami
  • Kontak
  • Disclaimer
  • Iklan dan Promosi
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber
Media Sosial
Facebook X-twitter Instagram Threads Tiktok
Seedbacklink

© 2024 Nepotiz – Truth Behind The Ties. All Rights Reserved.