Napoli di bawah arahan Conte berhasil memastikan diri sebagai kampiun Liga Italia musim 2024-2025 setelah mengamankan kemenangan 2-0 atas Cagliari di pekan ke-38.
Pertandingan seru antara Napoli dan Cagliari berlangsung di Stadion Diego Armando Maradona, pada hari Jumat (23/5/2025) atau tepatnya Sabtu dini hari Waktu Indonesia Barat.
Napoli memastikan raihan hasil gemilang sekaligus merebut gelar juara Serie A berkat lesakan gol dari Scott McTominay (42') dan Romelu Lukaku (51').
"Keajaiban Conte menjadi sebuah realita. Scudetto Napoli adalah sebuah karya agung yang memiliki beragam aspek: mulai dari McTominay sebagai bintang utama hingga Lukaku yang kembali bersinar," ungkap jurnalis dari Tuttomercatoweb, Lorenzo Di Benedetto.
"De Laurentiis telah menorehkan namanya dalam sejarah sepak bola Italia: strategi transfer menjadi faktor penentu," imbuhnya.
Conte seolah menghadirkan sebuah keajaiban bagi Partenopei, sebutan bagi Napoli. Siapa yang menyangka bahwa Napoli mampu merengkuh gelar juara setelah performa yang sangat mengecewakan di musim sebelumnya.
Benar, musim lalu terasa seperti sebuah petaka bagi Napoli. Perjalanan mereka dalam kompetisi terasa begitu bergejolak.
Napoli memulai musim 2023-2024 dengan menunjuk pelatih asal Perancis, Rudi Garcia.
Namun, Rudi Garcia hanya mampu bertahan selama 16 pertandingan bersama Napoli. Ia diberhentikan pada bulan November 2023.
Setelah itu, Walter Mazzarri mengambil alih posisi sebagai peracik strategi Napoli. Sayangnya, Mazzarri juga hanya bertahan selama tiga bulan.
Napoli kemudian mempercayakan kursi kepelatihan kepada Francesco Calzona. Bersama Calzona, Napoli mengakhiri musim Serie A 2023-2024 di peringkat ke-10.
Partenopei pada awalnya masih terlihat belum stabil meskipun Conte telah menduduki kursi pelatih. Di pekan pertama Liga Italia 2024-2025, anak didik Conte dihancurkan oleh Verona dengan skor telak 0-3 di Stadion Marcantonio Bentegodi.
Saat itu, Conte sangat berang hingga menyebut timnya "meleleh bagaikan salju yang terpapar sinar matahari".
Akan tetapi, bukan Conte namanya jika tidak mampu menciptakan stabilitas di dalam tim. Usai ditaklukkan Verona, Napoli berhasil memenangkan delapan dari sembilan pertandingan berikutnya di Serie A.
Puncak klasemen berhasil diduduki oleh Napoli sejak pekan ke-6 hingga 14. Atalanta sempat bergantian memimpin klasemen selama tiga pekan.
Status capolista alias pemimpin klasemen juga sempat direbut oleh Inter selama tujuh pekan pada rentang giornata 26-32.
Meskipun demikian, Napoli terus menunjukkan konsistensinya dan berhasil bertengger sendirian di posisi nomor satu sejak pekan ke-34 hingga akhir musim.
“Ini merupakan tantangan yang paling tidak terduga, sulit, dan menggairahkan dalam perjalanan karier saya."
"Datang ke Napoli setelah berada di peringkat 10 dan berupaya mengembalikan segalanya ke jalur yang benar, karena segalanya terasa agak berantakan pada musim lalu, serta meyakinkan beberapa pemain terbaik untuk tetap bertahan karena kami memiliki potensi untuk melakukan sesuatu yang positif," ucap Conte dilansir dari Football Italia.
“Hasil imbang 0-0 melawan Modena di Coppa Italia dan kekalahan 3-0 dari Verona di Serie A, kemudian berada di sini untuk merayakan Scudetto, sungguh luar biasa,” tambahnya.
Dalam tulisannya di Tuttomercatoweb, jurnalis Italia Lorenzo Di Benedetto menyatakan bahwa prestasi Napoli adalah sebuah "keberhasilan yang dibangun dari jauh-jauh hari dan disusun selangkah demi selangkah".
Menurut sang wartawan, perjalanan Napoli dalam meraih scudetto keempat juga melibatkan banyak sosok yang bergantian menjadi protagonis dalam musim panjang yang penuh tantangan ini.
Sorotan utama layak diberikan kepada Scott McTominay. Gelandang asal Skotlandia itu tampil begitu impresif, mencetak dua belas gol, enam di antaranya tercipta dalam tujuh pertandingan terakhir.
Oleh karena itu, apresiasi juga pantas diberikan kepada Giovanni Manna (Direktur Olahraga) serta Aurelio De Laurentiis (Presiden Klub) yang berhasil mewujudkan transfer McTominay pada hari terakhir bursa transfer di musim panas 2024.
“Sejujurnya, sangat sulit untuk menjadi juara di Napoli. Bagi para pemain untuk meraihnya dua kali dalam tiga tahun mengindikasikan bahwa ada sesuatu yang istimewa di sini, jadi saya turut berbahagia untuk para pemain," ujar Conte.
"Lebih dari 30 tahun silam, Diego Armando Maradona berhasil meraih gelar juara, kini Giovanni Di Lorenzo sebagai kapten mengangkat trofi lagi dengan ban kapten, ini sangat istimewa."
“Saya tegaskan kembali, itu bukanlah situasi yang mudah, karena Anda tidak berada di klub yang secara sistematis bermain untuk meraih kemenangan sejak awal,” jelasnya.