NEW YORK, Nepotiz – Perdagangan di bursa saham Amerika Serikat, yang akrab disebut Wall Street, menunjukkan hasil yang beragam pada penutupan Kamis sore waktu setempat (Jumat pagi WIB).
Indeks S&P 500 mengakhiri hari Kamis tanpa perubahan signifikan, seiring para investor berjuang menghadapi kekhawatiran tentang potensi kenaikan suku bunga dan juga meningkatnya defisit anggaran AS.
Sementara itu, tingkat imbal hasil obligasi Treasury dengan tenor 30 tahun mencapai titik tertinggi sejak Oktober 2023. Hal ini dipicu oleh disahkannya RUU oleh anggota parlemen, yang dikhawatirkan investor akan memperburuk kondisi defisit AS.
Indeks Dow Jones Industrial Average mengalami penurunan tipis sebesar 1,35 poin, menutup perdagangan di level 41.859,09.
Selanjutnya, indeks S&P 500 tercatat turun tipis sebesar 0,04 persen, berakhir di posisi 5.842,01.
Kemudian, indeks Nasdaq Composite menunjukkan kenaikan sebesar 0,28 persen, dan ditutup pada level 18.925,73.
Dalam pemungutan suara yang berlangsung pada Kamis pagi, anggota DPR AS menyetujui Rancangan Undang-Undang (RUU) yang mencakup penurunan pajak serta peningkatan anggaran untuk keperluan militer.
Langkah ini berpotensi meningkatkan utang pemerintah AS hingga mencapai triliunan dolar dan memperlebar defisit.
Di sisi lain, kekhawatiran terhadap potensi lonjakan inflasi akibat penerapan tarif oleh Trump juga membebani harga obligasi dan mendorong kenaikan imbal hasil.
Tingkat imbal hasil Obligasi Treasury dengan tenor 30 tahun pada hari Kamis sempat diperdagangkan pada level tertinggi sejak tahun 2023, naik 5,161 persen, sebelum mengalami penurunan di akhir sesi. Imbal hasil obligasi pemerintah AS dengan tenor 10 tahun juga mengalami penurunan dari level tertingginya hari itu.
Kenaikan suku bunga jangka panjang, yang menjadi acuan bagi pinjaman konsumen, berpotensi memberikan tekanan pada perekonomian yang sudah merasakan dampak dari tarif universal yang baru-baru ini diberlakukan oleh Trump.
Hasil lelang yang kurang memuaskan untuk obligasi Treasury dengan tenor 20 tahun turut memicu lonjakan imbal hasil dan aksi jual saham pada hari Rabu. Minat investor terhadap obligasi Treasury dapat semakin menurun jika RUU ini disetujui oleh senat.