Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) di Makkah terus berupaya mempersiapkan diri semaksimal mungkin demi memberikan pelayanan terbaik bagi para jemaah haji. Saat ini, KKHI masih menantikan izin operasional dari pihak berwenang Arab Saudi.
KKHI Makkah berlokasi strategis di Jalan Makkah-Taif. Sebuah papan nama bertuliskan KKHI Makkah terpampang jelas di bagian depan gedung.
Menurut pantauan Liputanku pada hari Rabu (21/5/2025), KKHI saat ini belum membuka layanan rawat inap ataupun pemeriksaan medis langsung kepada jemaah haji Indonesia. Namun, ketersediaan tenaga medis, perlengkapan medis, serta obat-obatan di KKHI Makkah sudah lengkap.
Kepala KKHI Makkah, Edi Supriyatna, menjelaskan bahwa pelayanan kesehatan bagi jemaah untuk sementara waktu dilakukan secara mobile oleh dokter kloter maupun dokter dari KKHI Makkah. Para dokter akan melakukan pemeriksaan kesehatan langsung di hotel tempat jemaah menginap.
Apabila ada jemaah yang memerlukan penanganan lebih intensif, maka akan segera dirujuk ke rumah sakit di Arab Saudi. KKHI Makkah juga telah menyiapkan berbagai jenis obat-obatan yang umumnya dibutuhkan oleh jemaah haji.
KKHI Makkah dilengkapi dengan berbagai fasilitas penunjang, seperti poli gigi, ruang rawat inap, ruang gawat darurat, ruang laboratorium, hingga fasilitas rontgen. Berbagai peralatan medis penting, seperti tabung oksigen dan alat kejut jantung atau defibrillator, juga tersedia di salah satu ruangan. Selain itu, ambulans juga selalu disiagakan.
“Persiapan pelayanan telah kami lakukan sejak tanggal 7 Mei,” kata Edi.
Beliau menambahkan bahwa KKHI memiliki kapasitas untuk menampung hingga 62 pasien. Edi juga menyebutkan bahwa terdapat 107 tenaga medis yang bertugas, termasuk 28 dokter spesialis.
Edi kemudian menjelaskan secara rinci alur pelayanan kesehatan bagi para jemaah haji. Beliau mengatakan bahwa setiap kloter memiliki dokter yang bertugas memantau kondisi kesehatan para anggotanya.
Jika ada jemaah yang membutuhkan perawatan lebih lanjut, dokter spesialis dari KKHI Makkah akan segera diterjunkan ke hotel tempat jemaah tersebut menginap. Apabila jemaah memerlukan rujukan, KKHI akan mengantarkan pasien ke rumah sakit di Arab Saudi yang telah menjalin kerja sama dengan pihak Indonesia.
“Rujukan biasanya diperlukan untuk kasus-kasus yang mengancam jiwa. Contohnya penyakit paru seperti pneumonia, dan terutama penyakit jantung. Banyak kasus yang masuk kategori triase merah sehingga harus segera dirujuk ke rumah sakit Arab Saudi,” jelasnya.
Sejauh ini, menurut Edi, keluhan kesehatan yang paling sering dialami oleh jemaah adalah infeksi saluran pernapasan akut (ISPA). Tim medis juga secara aktif melakukan pemantauan kesehatan terhadap jemaah yang tergolong dalam kategori risiko tinggi (risti).
Edi mengimbau kepada seluruh jemaah haji yang telah tiba di Makkah untuk senantiasa minum air putih secara teratur guna mencegah dehidrasi. Selain itu, jemaah juga diimbau untuk tidak memaksakan diri dalam melaksanakan ibadah sunnah di Masjidil Haram.
“Sebaiknya hindari aktivitas yang tidak wajib. Ibadah sunnah sebaiknya dilakukan di hotel saja,” pungkas Edi.