JAKARTA, Nepotiz – Richmond, klaster terbaru dan paling premium di kawasan Kota Wisata, Bogor, Jawa Barat, berhasil mencatatkan angka penjualan yang signifikan.
Dengan harga yang ditawarkan mulai dari Rp 8 miliar hingga Rp 14 miliar, klaster ini langsung diserbu pembeli hanya dalam waktu kurang dari satu minggu.
Bahkan, sebuah rumah contoh dengan desain interior mewah dan posisi hook yang lebih luas, yang dibanderol dengan harga Rp 28 miliar, telah dibeli oleh seorang end user secara kontan, menunjukkan minat yang sangat tinggi.
Liana Sari, Sales and Marketing Department Head Kota Wisata dan Legenda Wisata, menyampaikan informasi ini kepada Nepotiz pada hari Minggu, 25 Mei 2025.
"Rumah tersebut merupakan bagian dari 60 persen dari total 75 unit pada tahap pertama Richmond yang sudah terjual. Hal ini memperlihatkan antusiasme yang luar biasa terhadap properti kelas atas," kata Liana.
Liana menjelaskan bahwa Klaster Richmond menawarkan tiga tipe unit dengan 3 lantai dan luasan yang bervariasi, yaitu Tipe 10 (332/200 meter persegi), Tipe 12 (435/240 meter persegi), dan Tipe 15 (548/390 meter persegi).
Setiap unit dilengkapi dengan lift pribadi (home lift), sebuah fitur yang sangat jarang ditemukan dan menjadi daya tarik utama bagi para calon pemilik.
"Kami berani menawarkan produk premium ini karena lokasinya yang berada di jantung Kota Wisata, dekat dengan pusat perbelanjaan, pasar modern, dan berbagai fasilitas lainnya. Lokasinya sangat strategis. Serah terima unit dijadwalkan pada Oktober 2026," ungkap Liana.
Meskipun isu resesi global terus diperbincangkan, Kota Wisata justru mencatatkan pertumbuhan harga yang signifikan, terutama setelah akses Tol Cimanggis-Cibitung dibuka pada April 2023.
Kenaikan harga tanah mencapai angka 12-15 persen per tahun, sementara kenaikan harga properti secara keseluruhan berkisar antara 6-9 persen per tahun.
Hendra Hartono, CEO Leads Property Indonesia, menekankan bahwa fakta 60 persen unit pada tahap pertama Richmond telah terjual menjadi indikasi yang kuat bahwa permintaan akan properti premium di lokasi strategis tetap tinggi.
Menurutnya, kalangan atas memang tidak terlalu terpengaruh oleh dampak resesi global. Mereka cenderung tidak sensitif terhadap harga. Oleh karena itu, properti mewah selalu mendapat sambutan yang antusias.
"Orang-orang kaya hanya mencari instrumen investasi yang tepat dan sesuai dengan kelas mereka. Contoh lainnya adalah Savyavasa, yang meskipun harganya mencapai Rp 37 miliar, tetap diminati pembeli karena produknya meets the expectation," pungkas Hendra.