JAKARTA, Nepotiz – Memperkenalkan dunia buku dan kegiatan membaca kepada anak-anak adalah langkah yang sangat disarankan sejak usia dini.
Lebih dari sekadar sekadar membacakan, kegiatan membaca nyaring, atau read aloud, akan membuat anak lebih antusias.
Tujuannya adalah memberikan pengetahuan kepada anak sekaligus menciptakan kesempatan berharga untuk memperkuat ikatan emosional dengan orang tua.
Namun, kapankah saat yang paling tepat untuk memulai kegiatan membaca nyaring kepada anak?
Roosie Setiawan, seorang aktivis literasi keluarga sekaligus Pendiri Komunitas Reading Bugs, menjelaskan bahwa kegiatan membaca nyaring sebaiknya tidak ditunda hingga anak mampu membaca atau mengerti kata-kata.
“Idealnya, kegiatan membaca nyaring atau read aloud sebaiknya dimulai segera setelah bayi lahir, tidak perlu menunggu anak mengenal huruf,” ungkap Roosie dalam acara Hari Buku Nasional yang diselenggarakan bersama McDonald’s Indonesia di Rumah Baca Zhaffa, Jakarta Selatan, pada hari Selasa (20/5/2025).
Ia menjelaskan bahwa sejak lahir, bayi sudah memiliki kemampuan untuk mendengar dan mengenali suara orang-orang di sekitarnya, terutama suara ibu yang sudah didengarnya sejak dalam kandungan.
Oleh karena itu, orang tua disarankan untuk membacakan buku sesegera mungkin setelah kelahiran anak.
“Karena, momen setelah kelahiran itulah saat anak dapat mendengar suara orang tua yang pernah ia dengar saat masih berada di dalam perut,” jelasnya.
Menurut Roosie, sistem pendengaran bayi sebenarnya sudah berkembang dengan baik pada trimester ketiga kehamilan.
Sehingga, suara orang tua sudah cukup familiar bagi anak yang baru lahir.
“Bahkan, pada trimester terakhir kehamilan, fungsi pendengaran anak sudah terbentuk secara sempurna,” kata Roosie.
Langkah ini tidak hanya mempererat hubungan emosional antara orang tua dan anak, tetapi juga menjadi dasar yang kuat untuk membangun kebiasaan membaca sejak dini.