Nepotiz — PT Green Energy (LABA) menjalin kemitraan dengan PT Green City Traffic (ECGO) dan PT Evmoto Teknologi Indonesia (EV Moto) untuk meluncurkan sebuah program inovatif: penyewaan motor listrik khusus bagi para pengemudi ojek online (ojol).
Program ini dioperasikan oleh anak perusahaan LABA, yaitu PT Sustainable Energy Development Trading (SEDT). Dirancang dengan basis sistem berbagi (sharing), program ini menargetkan penggunaan 10.000 unit motor listrik pada tahun 2025.
An Shaohong, Ketua Gotion Indonesia Materials sekaligus Pemilik Utama LABA, menyampaikan dalam keterangannya di Jakarta, Minggu (25/5/2025), seperti dilansir oleh Liputanku, bahwa SEDT akan menyediakan 10.000 unit motor listrik untuk disewakan kepada para pengemudi ojol di seluruh Indonesia.
Motor yang digunakan dalam program ini adalah model ECGO3, produksi dari ECGO. Sementara itu, operasional harian akan ditangani oleh EV Moto.
An mengungkapkan bahwa terdapat sekitar 4 juta pengemudi ojol di Indonesia. Dari jumlah tersebut, sekitar 2 juta aktif setiap bulannya. Secara rata-rata, mereka menempuh jarak antara 180 hingga 220 kilometer setiap hari dan menghabiskan biaya bahan bakar sekitar Rp50.000 hingga Rp70.000.
An menambahkan bahwa dengan menggunakan motor listrik dari LABA, pengemudi cukup membayar Rp40.000 untuk biaya sewa kendaraan dan Rp15.000 untuk biaya sewa baterai per harinya.
Menariknya, setelah dua tahun, pengemudi tidak perlu lagi membayar biaya sewa kendaraan, melainkan hanya membayar Rp15.000 per hari untuk biaya baterai. Dengan skema ini, pengeluaran dapat ditekan hingga 70 persen, dan potensi peningkatan penghasilan bisa mencapai Rp1 juta per bulan.
LABA menargetkan agar 700.000 pengemudi ojol dapat beralih ke motor listrik dalam kurun waktu tiga tahun mendatang. Dampaknya diperkirakan akan sangat signifikan, baik bagi kesejahteraan pengemudi maupun bagi kelestarian lingkungan.
Disebutkan bahwa motor berbahan bakar bensin menghasilkan emisi karbon hingga 350 kilogram CO2 per bulan. Jika 700.000 unit motor bensin digantikan dengan motor listrik, emisi karbon dapat ditekan hingga mencapai 2,94 juta ton CO2 per tahun.
Sebagian besar pengemudi ojol saat ini masih menggunakan bahan bakar Pertalite yang mendapatkan subsidi hingga 40 persen. Peralihan ke motor listrik diharapkan dapat mengurangi beban subsidi yang ditanggung oleh pemerintah.
Apabila 700.000 motor listrik menggantikan motor bensin, konsumsi bensin berpotensi turun hingga 1,15 juta ton per tahun. Pemerintah memiliki potensi untuk menghemat subsidi hingga mencapai Rp4,6 triliun setiap tahunnya.
Guna memperluas partisipasi, LABA dan EV Moto juga membuka platform penyewaan bersama. Masyarakat umum dapat menyewa satu atau beberapa unit motor listrik, kemudian mengalihdayakan pengelolaannya kepada pengemudi ojol melalui platform LABA/EV Moto.
Platform ini akan mengurus segala aspek terkait, mulai dari asuransi hingga pemantauan performa pengemudi serta kondisi kendaraan. Para penyewa dijanjikan pendapatan operasional sebesar Rp16.000 per hari per unit.
Hartono, Manajer IT EV Moto, menjelaskan bahwa penyewa dapat memantau kendaraan secara real-time, termasuk lokasi, jarak tempuh, dan jumlah emisi CO2 yang berhasil ditekan.
Sebagai wujud komitmen sosial, LABA dan EV Moto akan menyisihkan Rp100 per unit per hari sebagai dana sosial yang diperuntukkan bagi masyarakat.
Hartono menambahkan bahwa pada tahap awal, sebanyak 1.500 unit motor listrik akan diluncurkan. Jumlah ini akan ditingkatkan secara bertahap seiring dengan respons dari masyarakat.