JAKARTA, Nepotiz – Bank Mega Syariah kembali menegaskan perannya dalam menyokong industri strategis tanah air. Kali ini, partisipasi bank syariah tersebut diwujudkan melalui pembiayaan sindikasi sebesar Rp 500 miliar untuk PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS). Dana ini akan dialokasikan untuk mendukung proyek penambangan emas serta eksplorasi mineral di berbagai wilayah di Indonesia.
Dalam sindikasi yang total nilainya mencapai Rp 2 triliun ini, Bank Mega Syariah tampil sebagai satu-satunya bank syariah yang turut serta. Bersama dengan Bank Mega, Allo Bank, Bank SulutGo, serta Bank Sulteng, mereka menyediakan fasilitas pembiayaan yang dikoordinasi oleh Bank Mega sebagai arranger.
Prosesi penandatanganan perjanjian kerja sama telah dilaksanakan pada hari Jumat, tanggal 23 Mei 2025, bertempat di Jakarta.
"Sebagian dari fasilitas pinjaman ini akan dimanfaatkan untuk membiayai pembangunan proyek tambang emas bawah tanah di Palu. Kami menargetkan agar produksi emas dengan kadar yang lebih tinggi dari tambang tersebut dapat dimulai pada tahun 2027," ungkap Direktur Utama dan CEO BRMS, Agus Projosasmito, melalui keterangan resminya, seperti dikutip pada hari Sabtu (24/5/2025).
Lebih lanjut, beliau menambahkan bahwa dana tersebut juga akan mendukung kegiatan eksplorasi tembaga di Gorontalo, dengan tujuan meningkatkan cadangan serta sumber daya mineral yang ada.
Direktur & Chief Financial Officer BRMS, Charles Gobel, menyoroti bahwa pembiayaan ini merupakan langkah awal yang krusial dalam mendukung pengembangan proyek-proyek mineral BRMS yang tersebar di berbagai lokasi, termasuk Palu, Gorontalo, Banten, serta Aceh.
Direktur Bisnis Bank Mega Syariah, Rasmoro Pramono Aji, menyampaikan bahwa keterlibatan ini merefleksikan komitmen kuat institusi dalam mendorong pertumbuhan industri hilir yang menjadi penopang utama ekonomi nasional.
“Industri pertambangan memegang peranan vital sebagai penggerak industri hilir sekaligus penyumbang devisa negara. Kedepannya, kami akan terus berperan aktif dalam pembiayaan proyek-proyek strategis,” tuturnya.
Hingga bulan April 2025, Bank Mega Syariah telah mengalirkan pembiayaan ke sektor pertambangan dengan total plafon mencapai lebih dari Rp1,7 triliun, atau setara dengan sekitar 35,73 persen dari keseluruhan pembiayaan korporasi yang disalurkan.
Secara keseluruhan, portofolio pembiayaan korporasi Bank Mega Syariah berhasil mencapai angka Rp3,9 triliun, menunjukkan pertumbuhan sebesar 25,9 persen jika dibandingkan dengan periode April 2024.
Selain berfokus pada sektor pertambangan, Bank Mega Syariah juga gencar mendukung sektor kesehatan, pendidikan, serta sektor produktif lainnya melalui pendekatan B2B2C (business-to-business-to-consumer). Strategi ini dinilai efektif dalam memperluas jangkauan serta meningkatkan dampak sosial ekonomi yang dihasilkan.
Dengan senantiasa mengedepankan prinsip kehati-hatian, rasio pembiayaan bermasalah (NPF) Bank Mega Syariah tercatat tetap terjaga di bawah angka 1 persen—angka ini jauh berada di bawah batas 5 persen yang ditetapkan oleh regulator.
Hal ini membuktikan upaya yang sungguh-sungguh dari pihak bank dalam memastikan pertumbuhan pembiayaan yang sehat serta berkelanjutan.