Nepotiz, Jakarta – Menteri Kehutanan (Menhut) Raja Juli Antoni sedang mempersiapkan serangkaian program strategis untuk merealisasikan hilirisasi di sektor kehutanan. Salah satu inisiatif utama yang akan ditempuh oleh Kementerian Kehutanan adalah pengembangan agroforestri.
"Ada banyak program yang kami rancang, terutama yang berkaitan dengan agroforestri," ujar Raja Juli Antoni setelah menghadiri rapat terbatas bersama Presiden Prabowo Subianto di Istana Kepresidenan Jakarta, Jumat (23/5/2025), membahas secara mendalam mengenai hilirisasi.
Menurut pandangannya, implementasi program hilirisasi ini akan memberikan dampak positif berupa peningkatan devisa negara dan pengurangan ketergantungan pada impor. Lebih dari itu, Raja Juli menekankan bahwa hilirisasi juga berpotensi besar dalam menciptakan lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat.
"Bapak Presiden sangat mendukung seluruh upaya ini karena diyakini akan meningkatkan devisa negara, mengurangi impor, dan tentunya membuka peluang kerja yang signifikan," jelas Menhut.
Sebagai informasi tambahan, Kementerian Kehutanan berkomitmen untuk meningkatkan nilai tambah serta daya saing produk agroforestri melalui strategi hilirisasi. Dengan adanya hilirisasi agroforestri, diharapkan akan terjadi peningkatan pendapatan masyarakat, terciptanya lapangan kerja yang lebih luas, serta terjaganya keberlanjutan sumber daya hutan.
Lebih lanjut, implementasi hilirisasi ini juga diharapkan dapat berkontribusi pada upaya Indonesia dalam mencapai swasembada pangan dan meningkatkan daya saing produk-produk hasil hutan di kancah pasar global.
Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia telah mengumumkan adanya 18 proyek hilirisasi dengan nilai investasi mencapai hampir 45 miliar dolar AS, yang rencananya akan dimulai pada bulan Juni 2025.
Proyek-proyek hilirisasi tersebut meliputi hilirisasi nikel, bauksit, kilang (refinery), penyimpanan (storage), gasifikasi (DME) batu bara, serta hilirisasi di sektor perikanan, pertanian, kehutanan, dan pengembangan ekosistem baterai mobil yang sepenuhnya dimiliki oleh Indonesia.
"Pada bulan Juni, kami akan melaksanakan groundbreaking untuk ekosistem baterai CATL yang bekerja sama dengan BUMN. Setelah itu, kami akan memasuki tahapan berikutnya," ungkap Bahlil usai mengikuti rapat terbatas bersama Presiden Prabowo Subianto dan sejumlah menteri di Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (24/5/2025).
Mengenai aspek pendanaan, Bahlil menjelaskan bahwa sebagian besar pembiayaan proyek diharapkan berasal dari entitas nasional Danantara. Kepemilikan saham dalam proyek juga akan diupayakan untuk tetap berada dalam kendali negara, sesuai dengan arahan yang diberikan oleh Prabowo.
"Saya meyakinkan bahwa arahan Bapak Presiden Prabowo adalah menjadikan proyek ini sebagai proyek merah putih. Artinya, kita akan berusaha semaksimal mungkin agar mayoritas kepemilikannya tetap berada di tangan negara," pungkas Bahlil.