Jumat, 20 Jun 2025
Nepotiz Nepotiz
  • Nasional
  • Internasional
  • Ekonomi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Teknologi
Breaking News :
Konflik Papua: MPR Tunggu Arahan Pemerintah Prabowo?
Pegawai Kejagung Dibacok di Depok: Motif Belum Terungkap
Job Fair Cikarang Diserbu 25 Ribu Pelamar, 3.000 Lowongan
Man United vs ASEAN: Alarm Amorim Pecah Tawa!
Prabowo di KTT BIMP-EAGA, Bongbong Marcos Sambut
Font ResizerAa
NepotizNepotiz
  • Nasional
  • Internasional
  • Ekonomi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Teknologi
Search
  • Tentang Kami
  • Kontak
  • Disclaimer
  • Iklan dan Promosi
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber
  • Indeks Berita
Follow US
© 2024 Nepotiz – Truth Behind The Ties. All Rights Reserved.

Home – Ekonomi & Bisnis – IRIS²: Program Satelit Uni Eropa yang Akan Menyaingi Starlink Milik Elon Musk

Ekonomi & Bisnis

IRIS²: Program Satelit Uni Eropa yang Akan Menyaingi Starlink Milik Elon Musk

Nepotiz
Diperbarui pada: 18/12/2024 04:20
Oleh Nepotiz
Share
IRIS²
IRIS², program satelit milik Uni Eropa (defence-industry-space.ec.europa.eu)
SHARE

Nepotiz – Uni Eropa telah meluncurkan salah satu program luar angkasa paling ambisius dalam sepuluh tahun terakhir.

Daftar Isi
Apa itu IRIS² dan Mengapa Itu Penting?Tujuan Utama IRIS²: Keamanan dan Kompetisi GlobalStruktur Proyek dan BiayaTantangan dan Kompetisi dengan StarlinkDampak Ekonomi dan Industri untuk EropaMeningkatkan Keamanan dan Ketahanan EropaRoadmap untuk Masa Depan

Program ini, yang dikenal dengan nama IRIS², bertujuan untuk membangun jaringan satelit yang akan menyaingi layanan Starlink milik Elon Musk.

Dengan nilai lebih dari 10 miliar euro, IRIS² tidak hanya berfokus pada konektivitas internet berkecepatan tinggi, tetapi juga pada peningkatan keamanan komunikasi di Eropa, terutama di tengah ancaman siber yang semakin meningkat.

Apa itu IRIS² dan Mengapa Itu Penting?

IRIS² (Infrastructure for Resilient Internet Services) adalah inisiatif besar UE yang dirancang untuk menyediakan komunikasi satelit yang aman dan otonom bagi negara-negara anggotanya.

Program ini tidak hanya bertujuan untuk menyaingi layanan Starlink, tetapi juga untuk meningkatkan daya saing Eropa di bidang teknologi luar angkasa, yang kini telah tertinggal jauh dibandingkan dengan Amerika Serikat, terutama dalam hal satelit komunikasi dan konstelasi satelit besar.

IRIS² akan menggunakan hampir 300 satelit yang akan ditempatkan di orbit rendah Bumi (LEO).

Proyek ini dirancang untuk dimulai pada awal tahun 2030, dengan sebagian besar kapasitasnya akan digunakan untuk menyediakan layanan internet broadband untuk bisnis dan rumah tangga.

Namun, sebagian besar kapasitas ini juga akan digunakan untuk meningkatkan keamanan komunikasi pemerintah Eropa, memastikan bahwa data dan informasi sensitif tetap aman.

Baca Juga :  Biden Umumkan Pengunduran Diri dari Pemilihan Presiden AS 2024

Tujuan Utama IRIS²: Keamanan dan Kompetisi Global

Salah satu alasan utama peluncuran IRIS² adalah untuk memberikan Uni Eropa kemandirian strategis dalam hal komunikasi satelit.

Saat ini, banyak negara Eropa bergantung pada perusahaan luar, seperti SpaceX dengan Starlink, untuk kebutuhan komunikasi satelit mereka.

Dengan IRIS², Eropa berusaha mengurangi ketergantungan pada pemain asing dan memperkuat kapasitas pertahanan serta keamanan sibernya.

Timo Pesonen, Kepala Direktorat Jenderal untuk Industri Pertahanan dan Luar Angkasa Uni Eropa, menekankan bahwa IRIS² adalah “dasar dari otonomi strategis kami” dan “memperkuat daya saing kami di kancah global.”

Proyek ini diharapkan dapat menciptakan kolaborasi yang lebih erat antara sektor publik dan swasta, membuka jalan bagi perkembangan teknologi luar angkasa yang lebih inovatif dan efisien.

Struktur Proyek dan Biaya

Program IRIS² bernilai 10,6 miliar euro, dengan 61% dana berasal dari sumber publik dan sisanya dari konsorsium industri SpaceRise yang mencakup perusahaan-perusahaan besar seperti Eutelsat, Hispasat, dan SES.

Dalam proyek ini, konsorsium SpaceRise bertanggung jawab untuk merancang, membangun, dan mengoperasikan jaringan satelit tersebut selama 12 tahun.

Meskipun proyek ini berfokus pada menyediakan layanan untuk negara-negara anggota UE, sebagian besar kapasitas satelit akan digunakan untuk layanan komersial.

Satelit-satelit ini akan menawarkan internet berkecepatan tinggi kepada pelanggan di seluruh Eropa dan bahkan melayani daerah-daerah yang sulit dijangkau di seluruh dunia.

Baca Juga :  Kampung Starling: Madura di Tengah Jakarta Pusat

Tantangan dan Kompetisi dengan Starlink

Program ini tidak hanya merupakan langkah besar bagi Uni Eropa dalam hal teknologi luar angkasa, tetapi juga merupakan respons terhadap dominasi layanan satelit komunikasi milik Elon Musk, Starlink.

Dengan lebih dari 6.000 satelit yang telah diluncurkan, Starlink telah mengubah cara dunia berkomunikasi, menyediakan akses internet berkecepatan tinggi di lebih dari 100 negara.

Namun, keberadaan Starlink di pasar global telah menjadi tantangan besar bagi operator telekomunikasi Eropa.

Seperti yang dicatat oleh mantan Perdana Menteri Italia Mario Draghi, layanan Starlink telah merugikan operator telekomunikasi Eropa dan produsen satelit, yang menyebabkan penurunan signifikan dalam penjualan komersial dan ekspor di sektor ini.

IRIS² dirancang untuk menjadi jawaban atas tantangan ini, memberikan Eropa sebuah platform untuk bersaing di pasar komunikasi satelit global, sekaligus menawarkan solusi yang lebih aman dan lebih dapat diandalkan untuk negara-negara anggota UE.

Dampak Ekonomi dan Industri untuk Eropa

Salah satu manfaat terbesar dari proyek IRIS² adalah dampaknya terhadap industri luar angkasa Eropa.

Proyek ini diharapkan tidak hanya meningkatkan kapasitas teknologi luar angkasa Eropa, tetapi juga mendorong penciptaan lapangan pekerjaan baru dan menarik investasi yang lebih besar ke sektor ini.

Dengan melibatkan perusahaan-perusahaan besar seperti Airbus, Deutsche Telekom, Telespazio, dan Thales, IRIS² memberikan kesempatan bagi sektor industri Eropa untuk berkembang pesat.

Selain itu, proyek ini juga membantu menanggapi tantangan yang dihadapi oleh produsen satelit besar seperti Thales dan Airbus, yang menghadapi kesulitan di pasar geostasioner, mengingat tren global yang kini beralih ke konstelasi satelit di orbit rendah.

Baca Juga :  Gol Dramatis Watson Bawa Sunderland Promosi ke Premier League!

Meningkatkan Keamanan dan Ketahanan Eropa

Selain dampak ekonomi, IRIS² memiliki tujuan yang lebih mendalam dalam meningkatkan ketahanan dan keamanan komunikasi di Eropa.

Dengan meningkatnya ancaman siber yang berasal dari negara-negara dan kelompok-kelompok tertentu, Uni Eropa berusaha membangun jaringan yang lebih aman untuk melindungi data sensitif, komunikasi pemerintah, dan infrastrukturnya dari potensi serangan.

Josef Aschbacher, Kepala Badan Antariksa Eropa (ESA), menyatakan bahwa IRIS² akan “mendukung inovasi di industri luar angkasa Eropa, meningkatkan daya saing Eropa, dan menciptakan lapangan pekerjaan.”

Program ini, menurut Aschbacher, adalah langkah penting dalam memperkuat posisi Eropa sebagai pemimpin teknologi luar angkasa global.

Roadmap untuk Masa Depan

Program IRIS² diharapkan dapat dimulai pada awal 2030, dengan peluncuran satelit-satelit pertama yang akan mengorbit pada ketinggian rendah sekitar 2.000 kilometer dari Bumi.

Namun, proyek ini bukan hanya tentang membangun dan meluncurkan satelit.

Sementara satelit-satelit tersebut akan menawarkan layanan broadband yang canggih, IRIS² juga bertujuan untuk mengubah cara dunia melihat komunikasi satelit dengan memberikan koneksi yang lebih cepat, lebih aman, dan lebih dapat diandalkan.

Dengan mengembangkan teknologi yang lebih canggih dan berinvestasi dalam infrastruktur komunikasi yang lebih kuat, IRIS² tidak hanya akan meningkatkan posisi Eropa dalam kompetisi global, tetapi juga memberikan solusi jangka panjang untuk tantangan keamanan yang semakin kompleks.

Tag:Amerika SerikatElon MuskEropaIRIS2Starlink
Share Berita Ini
Facebook Pinterest Whatsapp Whatsapp LinkedIn Telegram Threads
Berita Sebelumnya Kereta ICE Hubungkan Berlin-Paris Kereta ICE Hubungkan Berlin-Paris Lintas Negara, Waktu Tempuh 8 Jam
Berita Selanjutnya Truk Listrik Mercedes-Benz eActros 600 Truk Listrik Mercedes-Benz eActros 600, Jarak Tempuh 500KM Sekali Isi Daya

Paling Populer

Cara Download Video di Luluvdo atau Lulustream
Teknologi

Cara Download Video di Luluvdo atau Lulustream Lewat HP dan PC!

Nepotiz
Oleh Nepotiz
6 bulan lalu

Cara Mempercepat Download Terabox di Android, iOS dan PC

Oleh Nepotiz

20 Karakter Mana yang Tidak Bisa Mengisi HP ke Teman di Mobile Legends? Ini Dia Listnya

Oleh Nepotiz

Cara Download Video PoopHD Lewat HP dan PC, Tanpa Aplikasi Tambahan!

Oleh Nepotiz

100% Work! Ini Cara Download Video Luluvdo Tanpa Aplikasi

Oleh Nepotiz

Kapan Tanggal Rilis Alita: Battle Angel 2? Ini yang Perlu Anda Ketahui

Oleh Nepotiz

Tips dan Cara Efektif Mempercepat Putaran Pulley dengan Mudah

Oleh Nepotiz

Guru SMPN 3 Depok Dilaporkan atas Dugaan Pelecehan Verbal

Oleh Nepotiz

Kapan Saya Menikah Menurut Tanggal Lahir? Pakai 2 Metode Ini Untuk Prediksi

Oleh Nepotiz

FB ‘Fantasi Sedarah’: Pembuat Video Anak Ditangkap!

Oleh Nepotiz

Berita Menarik Lainnya

676654197d17d
Ekonomi & Bisnis

Sergey Brin Balik Google: Demi Gemini dan Masa Depan AI

4 minggu lalu
682df36137e1e
Ekonomi & Bisnis

Tabungan iB Hijrah Prima: Kurban Mudah dari Bank Muamalat

4 minggu lalu
Tesla Cybertruck Meledak
Internasional

Tesla Cybertruck Meledak, Elon: Karena Kembang Api

6 bulan lalu
682d2909aee6d 1
Ekonomi & Bisnis

Nelayan Jakut Minta Subsidi BBM Imbas Reklamasi Marunda

1 bulan lalu
Nepotiz Nepotiz

Tentang Kami


Nepotiz – Truth Behind The Ties merupakan platform yang menyajikan berita terkini, liputan real-time, informasi terbaru dari seluruh penjuru dunia.
Link Navigasi
  • Tentang Kami
  • Kontak
  • Disclaimer
  • Iklan dan Promosi
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber
Media Sosial
Facebook X-twitter Instagram Threads Tiktok
Seedbacklink

© 2024 Nepotiz – Truth Behind The Ties. All Rights Reserved.